Advertorial
Intisari-Online.com -Presiden Rusia Vladimir Putin tampaknya bakal jadi presiden Rusia seumur hidup setelah mendapatkan kemenangan dalam referendum yang mengizinkan dirinya berkuasa selama 16 tahun mendatang.
Vladimir Putin pun telah menandatangani Perintah Eksekutif amendemen Konstitusi Rusia yang mengizinkan dirinya berkuasa sampai 2036.
Vladimir Putin yang kini berusia 67 tahun itu menuliskan namanya dalam Perintah Eksekutif pada Jumat (3/7/2020) yang akan mulai diterapkan pada Sabtu (4/7/2020).
Belum lama sejak Putin kembali memerintah, Sabtu (25/7/2020), puluhan ribu orang turun ke jalan di wilayah Khabarovsk untuk memrotes Presiden Rusia Vladimir Putin yang dinilai salah menangani krisis politik lokal.
Aksi tersebut merupakan aksi yang dilakukan selama tiga pekan berturut-turut sebagaimana dilansir dari Reuters, Sabtu.
Mereka protes karena tidak senang atas penahanan Gubernur Sergei Furgal karena dituduh melakukan pembunuhan. Furgal sendiri membantah tuduhan tersebut.
Penahanan Furgal dianggap pendukungnya bermotif politik sehingga memicu protes yang cukup besar.
Para pengunjuk rasa berteriak “Putin mundur!” dan “Putin adalah pencuri!”.
Mereka juga ingin Furgal diterbangkan lagi dari Moskwa ke Khabarovsk sehingga Furgal dapat diadili di Khabarovsk secara transparan.
Pihak otoritas memperkirakan sekitar 6.500 orang ikut serta dalam aksi unjuk rasa tersebut.
Sementara itu salah satu media lokal mencatat aksi unjuk rasa tersebut diikuti oleh 20.000 orang.
Di sisi lain, oposisi pemerintah mengatakan aksi unjuk rasa tersebut diikuti oleh 50.000 orang dan mengklaim aksi tersebut sebagai aksi dengan jumlah terbanyak.
Terlepas dari demonstrasi penentang Putin tersebut, rupanya jalan Putin menuju kekuasaan tidaklah mudah.
Bagaimana seorang perwira rendahan KGB pemegang sabuk hitam judo ini bisa menjadi dalah satu seorang yang paling berkuasa di dunia?
Karier Putin di KGB mungkin telah berakhir beberapa dekade lalu, tetapi hal itu tidak menghentikan kredibilitasnya sebagai mata-mata.
Sebagai seorang remaja, Putin terpikat dengan novel dan film seri 'The Shield and the Sword' yang berfokus pada agen rahasia Soviet yang berani yang menggagalkan Nazi.
Putin kemudian dikejutkan oleh bagaimana satu mata-mata bisa memutuskan nasib ribuan orang.
Dia kemudian pergi ke sekolah di Saint Petersburg State University di mana dia belajar hukum.
Awalnya mempertimbangkan untuk menjadi hukum, Putin direkrut ke dalam KGB setelah lulus pada tahun 1975.
Dia berlatih di Red Banner Institute di Moskow.
Mantan kepala staf Putin dan sesama trainee KGB, Sergei Ivanov mengatakan bahwa beberapa pelajaran dari mata-mata senior hanya sedikit lebih dari 'kebodohan'.
Ketua KGB Yuri Andropov memasukkan Putin ke badan intelijen pada tahun 1970-an.
Tujuan Andropov adalah memperbaiki institusi dengan merekrut petugas KGB yang lebih muda dan lebih kritis.
Karir mata-mata Putin jauh dari kehidupan glamor .
Pada tahun-tahun awal, Putin bekerja di kantor yang suram yang dipenuhi oleh para staf yang menua.
Dia mengurusdokumen dan masih tinggal di rumah bersama orangtuanya tanpa kamar sendiri.
Dia mengikuti pelatihan di sekolah no. 401 yang dijaga ketat di Saint Petersburg.
Di sana, para calon perwira mempelajari taktik intelijen, teknik interogasi dan dilatih secara fisik.
Pada tahun 1976, Putin menjadi letnan satu.
Fokus Putin mungkin termasuk kontra-intelijen dan pemantauan orang asing.
Putin mungkin juga bekerja dengan Direktur Utama Kelima KGB yang didedikasikan untuk menghancurkan para pembangkang politik.
Pada tahun 1985, Putin mengadopsi identitas sebagai penerjemah da dipindahkan ke Dresden, Jerman.
Dalam biografi 'Mr. Putin', Fiona Hill dan Cliff Gaddy berspekulasi bahwa Putin dipindahkan mungkin karena misinya untuk merekrut pejabat Partai Komunis Jerman Timur dan Stasi, mencuri rahasia teknologi, kompromi mengunjungi Barat, atau menyamar untuk Jerman Barat.
Putin mengatakan bahwa selama di KGB dan berbicara dengan agen yang lebih tua membuatnya mempertanyakan arah Uni Soviet.
Pada satu titik, massa melibas lokasi KGB di Dresden setelah jatuhnya Tembok Berlin pada tahun 1989.
Putin mengacungkan pistol untuk menakut-nakuti penjarah dari kantor KGB.
Putin tidak pernah pulang ke rumahnya sampai tahun 1990-an.
Dipercaya bahwa masa jabatan Puti d KGB membantunya membentuk pandangan tentang dunia.
Putin akhirnya berhenti dari KGB pada tahun 1991, selama kudeta garis keras melawan Presiden Soviet Mikhail Gorbachev.
Putin menjadi pejabat di pemerintahan Boris Yeltsin berikutnya dan ditunjuk untuk memimpin FSB (pengganti KGB) pada tahun 1998.
putin kemudian mengambil alih jabatan Yeltsin sebagai presiden setelah pengunduran dirinya pada 1999.
Salah satu tindakan pertamanya sebagai presiden adalah mengampuni tindak korupsi Yeltsin.