Advertorial

Cegah Penyebaran Varian Covid-19 dari Luar Negeri, Pemerintah Perketat Pintu Masuk dan Pemeriksaan Pendatang Asing

Yasmin FE
Yasmin FE
,
Sheila Respati

Tim Redaksi

Guna mengantisipasi  beredarnya virus baru, pemerintah memperketat pemeriksaan kesehatan bagi pendatang yang berasal dari luar negeri.
Guna mengantisipasi beredarnya virus baru, pemerintah memperketat pemeriksaan kesehatan bagi pendatang yang berasal dari luar negeri.

Intisari-Online.com – Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyatakan munculnya varian baru Covid-19 di Tanah Air bisa disebabkan oleh dua cara, yakni melalui mutasi dan dibawa oleh pelaku perjalanan.

Guna mengantisipasi hal tersebut, pemerintah kini memperketat pemeriksaan kesehatan bagi pendatang yang berasal dari luar negeri.

Sejalan dengan hal tersebut, pelaksanaan vaksinasi dan penguatan protokol kesehatan (prokes) juga tetap digencarkan. Keputusan tersebut diungkapkan Nadia dalam Dialog KPCPEN yang diselenggarakan secara virtual, Kamis (4/11/2021).

“Jadi ada dua langkah antisipasi pemerintah untuk cegah tangkal varian baru ini,” kata Nadia.

Baca Juga: Rudal Rusia Saja Sudah Bikin AS Ketar-ketir, Pakar Menyebut Rudal Hipersonik China Ini Bisa Benar-benar Buat AS Menyerah, Mengapa?

Pada pintu kedatangan, pemerintah mewajibkan para pendatang untuk memiliki vaksin lengkap, minimal 14 hari sebelum keberangkatan, hasil PCR negatif yang diambil maksimum 3x24 jam sebelum keberangkatan, serta karantina 3 hari dengan pemberlakuan entry dan exit test.

Pemerintah juga membatasi warga negara yang bisa masuk ke Indonesia. Adapun negara yang diizinkan masuk merupakan negara level 1 dan 2 dengan tingkat positivity rate di bawah 5 persen.

Sementara di dalam negeri, pemerintah juga terus mendorong percepatan vaksinasi, terutama pada kelompok rentan. Cakupan vaksinasi, kata Nadia, sebanyak 200 juta dosis vaksin telah disuntikkan kepada masyarakat dengan cakupan 57 persen dari sasaran vaksinasi.

Namun, ia menilai jika angka tersebut belum cukup untuk menahan penyebaran virus, terutama bila ada varian baru.

Baca Juga: Dulunya Jadi Pusat Pembelajaran Tertua di Mesir, Daerah Kumuh Ini 'Sembunyikan' Patung Raksasa Firaun Termahsyur Mesir Kuno Ramses II

Oleh sebab itu, ia berharap agar masyarakat memiliki kesadaran akan pentingnya mengikuti vaksinasi, di samping adanya upaya pemerintah untuk memberikan edukasi dan literasi vaksin kepada masyarakat.

“Upaya pengendalian pandemi butuh kepatuhan, dukungan, kesadaran masyarakat. Kebijakan gas dan rem, yaitu membuka dan mengetatkan peraturan diberlakukan di banyak negara, tidak hanya di Indonesia. Jadi upaya-upayanya memang harus dilakukan bersama,” ujar Nadia.

Dalam kesempatan yang sama, Sportcaster Aldi Bawazier ikut mengamini pernyataan Nadia. Selama menjalani perjalanannya di Inggris, pemerintah setempat diketahui tidak memaksa masyarakat Inggris untuk mengikuti vaksinasi.

Namun, masyarakat setempat dengan sadar melakukan upaya perlindungan diri dengan mengukuti vaksinasi serta menggunakan masker ketika bepergian. Dengan adanya kesadaran tersebut, masyarakat Inggris hanya perlu menunjukan sertifikat vaksin, layaknya menggunakan aplikasi PeduliLindungi.

Baca Juga: 10 'Untold Stories' yang Ada dalam Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya Sampai Ditetapkan Jadi Hari Pahlawan, Begini Selengkapnya

“Yang dipentingkan adalah masyarakat sadar penuh (akan pentingnya vaksinasi) dan juga tervaksin lengkap,” ujar Aldi.

Cegah varian baru dari negara lain

Terkait mutasi virus, Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane menjelaskan bahwa proses mutasi virus telah berlangsung cukup lama.

Mutasi, kata Masdalina, merupakan proses adaptasi virus ketika masuk ke tubuh inang dan akan terus dilakukan sampai virus tersebut melemah, stabil, atau bermutasi kembali.

Ia mengambil contoh varian Delta yang memiliki tingkat penularan dan penyebaran lebih tinggi di banding varian lainnya. Setelah menyebar di banyak negara, kasus varian Delta memang menurun.

Baca Juga: Terjadi Pengibaran Bendera Asing Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Bisa Jadi Jawaban atas Pertanyaan Apa Latar Belakang Terjadinya Perang 10 November 1945 di Surabaya

Namun, virus tersebut tidak hilang, melainkan melemah atau bermutasi lagi. Kondisi inilah yang harus diwaspadai oleh seluruh kalangan.

“Jadi yang paling harus diwaspadai adalah masuknya varian-varian pertama,” ujar Masdalina.

Terkait situasi lapangan, Masdalina menyebut, masyarakat sudah memiliki pengetahuan tentang Covid-19 selama 20 bulan terakhir. Namun, ia berharap baik masyarakat maupun pemerintah dapat bahu membahu dalam mewujudkan tingkat kepatuhan prokes demi kebaikan bersama.

“Fungsi kita bersama untuk saling mengingatkan masyarakat akan protokol kesehatan,” ungkap Masdalina.