Perdana Menteri Ethiopia dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada 2019, tak lama setelah ia menjabat, setelah ia membantu meredakan konflik dengan Eritrea.
Laporan menunjukkan keadaan darurat enam bulan telah memungkinkan Pemerintah untuk memperkenalkan kekuatan besar untuk menangkap, menahan kritik, memberlakukan jam malam dan membatasi akses ke media berita.
Menteri Kehakiman Gedion Timotheos juga mengatakan pada konferensi pers bahwa setiap warga Ethiopia yang berusia di atas 18 tahun dapat wajib militer untuk mengangkat senjata dan menambahkan warga negara dapat "diwajibkan" untuk menyerahkan senjata kepada Pemerintah.
Tetapi Ethiopia, yang berpenduduk sekitar 115 juta, telah dicengkeram konflik selama hampir satu tahun penuh.
Pada 3 November 2020, pasukan dari TPLF merebut pangkalan militer di Tigray.
Konflik tersebut telah mengakibatkan kematian ribuan orang, memaksa lebih dari dua juta orang di utara untuk melarikan diri dari rumah mereka dan menyebabkan sekitar 400.000 orang di Tigray mengalami kelaparan.
Sejak pecahnya perang, Abiy juga dituduh mengawasi pelanggaran hak asasi manusia dan pembantaian.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR