Sementara itu, ketegangan antara Washington dan Beijing telah meningkat.
Minggu lalu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken meminta Taiwan untuk memiliki "partisipasi bermakna" di PBB.
Ia menyebut partisipasi Taiwan "bukanlah isu politik, tapi isu pragmatis."
Pernyataan itu membuat Beijing mengamuk, yang melihat bersatunya dengan Taiwan sebagai salah satu tujuan utama dan karena itu menolak partisipasi Taipei dalam berbagai forum internasional.
"Jika pihak AS memilih meneruskan memainkan 'kartu Taiwan' yang keliru, hal itu tidak terelakkan akan memberikan risiko berbahaya dalam hubungan China-AS, merusak perdamaian dan stabilitas di seluruh Selat Taiwan, dan mengancam kepentingan AS sendiri," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian sehari setelah pernyataan Blinken.
Zhao juga mengatakan bahwa kebijakan Taipei saat ini adalah "ancaman realistis terbesar terhadap perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan."
Kamis lalu, menteri pertahanan Taiwan secara terbuka mengakui personil militer AS melatih pasukan Taiwan.
"Militer AS hanya membantu melatih pasukan kami, tapi mereka tidak berpangkal di sini," ujar Chiu Kuo-cheng, menurut agen media Taiwan Central News Agency.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?
Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini
KOMENTAR