Berniat Redakan Ketegangan China-AS, Pertemuan Petinggi China-AS di Italia Ini Malah Menyebabkan Ketegangan, Singgung Masalah Ini Hingga Saling Beri Peringatan

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Menteri Luar Negeri China Wang Yi pada 31 Oktober bertemu mitranya dari AS Antony Blinken di sela-sela dari KTT G20 di Roma, Italia.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi pada 31 Oktober bertemu mitranya dari AS Antony Blinken di sela-sela dari KTT G20 di Roma, Italia.

Intisari-online.com - China dan Amerika dikenal sebagi musuh bebuyutan, dan keduanya diprediksi akan berseberangan jika Perang Dunia terjadi.

Sementara itu, kedua negara ini baru-baru ini melakukan pertemuan penting di italia.

Pada Minggu (31/10/21), China melakukan pertemuan penting dengan Amerika di Italia.

Namun, keduanya malah saling bersitegang dan saling memperingatkan satu sama lain.

Baca Juga: Rencana China untukGempur Taiwan Dipastikan Bakal Jadi 'Bencana', Pasalnya Jika Berani Senggol Taiwan Sedikit Saja, Balasan Lebih Kejam Ini Akan Diterima Negeri Panda

China memperingatkan kerusakan dalam hubungan bilateral, dengan mengatakan AS bertanggung jawab atas meningkatnya ketegangan atas masalah Selat Taiwan.

Menteri Luar Negeri China Wang Yi pada 31 Oktober bertemu mitranya dari AS Antony Blinken di sela-sela dari KTT G20 di Roma, Italia.

Ini adalah pertemuan tatap muka pertama antara AS dan menteri luar negeri China sejak ketegangan antara kedua negara meningkat atas masalah Taiwan.

AS baru-baru ini mendukung kembalinya Taiwan ke PBB, sementara China dengan tegas menentangnya.

Baca Juga: 'Jebakan Utang' China di Afrika Akhirnya Bikin Susah China Sendiri, Ketidakstabilan di Wilayah Tersebut yang Mati-matian Dihindari Barat Bisa Bikin Tiongkok Rugi Besar dalam Hal Ini

Menurut Global Times, pertemuan itu berlangsung selama 50 menit.

Wang Yi dan Blinkern berfoto bersama tetapi tidak berjabat tangan atau menyentuh siku.

Pertemuan itu dikatakan berlangsung dalam suasana tegang.

Tetapi setidaknya kedua belah pihak telah menunjukkan kesediaan untuk menjaga kontak dan pertukaran adalah cara untuk menyelesaikan perbedaan, kata Global Times.

"Taiwan adalah masalah paling sensitif dalam hubungan AS-China,"kata Menteri Luar Negeri China Wang Yi dalam pertemuan tersebut.

"Jika ditangani dengan cara yang salah, itu akan menyebabkan kerusakan dalam hubungan secara keseluruhan," katanya.

Menurut Global Times, "kerusakan dalam hubungan keseluruhan" yang dimaksud Wang termasuk "konflik militer antara kedua negara" atau konsekuensi bencana lainnya.

Baca Juga: Bak Senjata Makan Tuan, Banyak Negara Termasuk Indonesia Sudah Mulai Bebas dari Covid-19, TernyataChina Malah Hadapi Krisis Terburuk, Capai Level Tertinggi Enam Minggu Berturut-turut!

"Poin kunci di Selat Taiwan saat ini adalah bahwa separatis ingin melanggar prinsip Satu China, dan AS harus bertanggung jawab untuk mendukung separatis," tambah Wang.

Wang menyarankan agar AS berkomitmen untuk mematuhi prinsip Satu China dengan cara yang substantif, bukan secara artifisial, "jangan katakan satu hal dan lakukan hal lain".

Menurut Global Times, pihak China telah mengirim pesan peringatan yang jelas ke AS, meminta AS untuk berhati-hati dalam tindakan dan kata-kata ketika menyangkut masalah Taiwan.

Pertemuan 31 Oktober itu berbeda dengan pertemuan tingkat tinggi antara diplomat AS dan China di Alaska pada Maret 2021, ketika AS belum membentuk kebijakannya terhadap China.

Dalam pertemuannya dengan Wang, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kedua negara harus mengembangkan hubungan bilateral berdasarkan semangat saling menghormati, siap untuk menjaga komunikasi, mengelola perbedaan secara bertanggung jawab dan menghindari konfrontasi.

Artikel Terkait