Kisah Firaun Pertama Narmer, Kunci Penyatuan Mesir Kuno hingga Menjadi Kerajaan Besar yang Tangguh dan Sejahtera

Tatik Ariyani

Editor

Bentuk mahkota yang digunakan oleh Raja Narmer.
Bentuk mahkota yang digunakan oleh Raja Narmer.

Intisari-Online.com - Firaun merupakan gelar yang dalam diskusi dunia modern digunakan untuk seluruh penguasa Mesir Kuno dari semua periode.

Gelar ini dulunya mulai digunakan untuk penguasa yang merupakan pemimpin keagamaan dan politik kesatuan Mesir Kuno.

Dari sekian banyak firaun yang menjadi penguasa, siapakah firaun pertama?

Perdebatan untuk menemukan pendiri Dinasti I Mesir masih terus berlanjut di antara para ahli Mesir Kuno.

Baca Juga: Memperingati 100 Tahun Penemuan Makam Firaun Tutankhamun, Dibuka Pameran Permata pada Masa Mesir Kuno, Salah Satunya Perhiasan dari Kumbang Scarab yang Sangat Dipuja

Beberapa nama sepertiMenes, Narmer dan juga Hor-Ara muncul. Beberapa ahli sejarah Mesir Kuno percaya bahwaMenes dan Narmer adalah orang yang sama.

Ada pula pendapat yang mengatakan bahwaMenes dan Hor Ara adalah orang sama.

Meski demikian, baikMenes maupun Narmer mampu menyatukan Mesir yang pada awal perkembangan terbagi menjadi dua, yaitu Mesir Hulu dan Mesir Hilir.

Narmer merupakan seorang Raja Mesir Kuno dari periode dinasti awal, yang menjadi karakter kunci sejarah Mesir.

Baca Juga: Ilmuwan Makin Dibuat Tercengang, Bukan Karena Penemuan Mumi Firaun, Tetapi Mumi Abadi Ini Konon Jasadnya Berusia Ribuan Kali Lebih Tua dari Mumi Manapun Bisa Gemparkan Sejarah Mesir!

Berdasarkan sumber Herodotus dan Sincelo, pemerintahan Narmer berlangsung selama enam dekade sekitar tahun 3050 SM.

Narmer dianggap sebagai pendiri dinasti pertama sekaligus raja yang pertama kali memerintah seluruh Mesir.

Nama Menes diberikan kepada Narmer ketika naik tahta di Mesir Hulu.

Kemudian, Narmer yang cerdas dan pantang menyerah memperluas wilayah dengan menaklukan Mesir Hilir yang dilakukan secara paksa seperti yang tergambar pada palet Narmer.

Melihat keberhasilan diri, akhirnya Narmer membangun sebuah kota yang bernama Ineb Hedy ‘Tembok Putih” (kedepannya Memphis) sebagai ibu kota pemerintahannya.

Pendirian Memphis oleh firaun pertama, Narmer, yang jauhnya ratusan kilometer di Utara Tinis merupakan gambaran kekuasaan atas Mesir Hilir di bawah komandonya.

Seperti laki-laki yang tidak bisa hidup sendiri, Narmer yang berasal dari kota Tinis, ibu kota Mesir Hulu menikah dengan Neithotep yang berasal dari Naqada, Mesir bawah. Pernikahan ini berfungsi sebagai kerjasama antara dua kota.

Ismail Hamed, seorang peneliti dan penulis, menjelaskan, “Neithhotep dianggap sebagai ratu Mesir pertama yang diidentifikasi oleh para sejarawan.”

Baca Juga: Tahukah Anda, Orang Mesir Kuno Cukur Alis Sebagai Ritual Ratapi Kematian Hewan Kesayangan Mereka? Inilah 10 Fakta Aneh tentang Mesir Kuno, termasuk ‘Ritual Aneh’ Firaun untuk Suburkan Sungai Nil

Pernyataan Ismail Hamed didukung oleh Joshua J. Mark dari Encyclopedia Sejarah Kuno pada laman egypttoday.com yang menyatakan bahwa Neithhotep adalah ratu pertama dari Dinasti Awal Mesir yang didirikan suaminya Narmer atau Menes.

Pada masa pemerintahan Narmer, banyak sekali karya dan kuil yang dibangun, salah satunya kuil Ptah (Herodotus) yang mewah.

Kemudian melihat wilayah Mesir yang subur, Narmer membangun kontruksi sebuah tanggul di kota “Ineb Hedy” untuk pengairan wilayah pertanian, dan mengubah aliran sungai Nil hingga bermuara ke danau.

Nama Narmer muncul pada pecahan keramik di wilayah Delta bahkan di Levant, yang menjadi bukti nyata bahwa adanya perdagangan yang aktif di wilayah tersebut.

Kekayaan pertanian wilayah Delta, kekayaan mineral Mesir Hulu serta pertemuan berbagai rute perdagangan membantu membangun kerajaan Mesir yang besar.

Meskipun sudah berhasil menaklukan Mesir Hulu dan Mesir Hilir, ada sebuah fakta menarik dan aneh, yaitu mahkota yang digunakan oleh Narmer bukan-lah mahkota ganda.

Pada Palet Narmer, dari sisi belakang palet menunjukkan Raja Menes mengenakan mahkota putih dan gaun raja-raja Mesir Hulu serta mengangkat tongkatnya untuk memukul seorang tahanan yang berlutut.

Namun, di sisi depan, raja, mengenakan mahkota merah dan kostum Mesir Hilir, berjalan keluar untuk melihat tumpukan dan potongan tubuh dari musuh-musuhnya yang terbunuh, didahului oleh jiwa raja-raja Mesir Hilir.

Baca Juga: Pantesan Dikenal Perkasa Pada Zamannya, Ternyata Firaun Dikenal Punya Banyak Pusaka Hingga Punya Kekuatan Militer, Terkuak Inilah 9 Senjata Rahasia Firaun

Penjelasan mengenai mahkota ganda memberikan makna bahwa penyatuan wilayah terjadi bila hanya terdapat satu raja diatas dua kerajaan yang independen.

Hal tersebut terus terjadi sampai Aha, penerus Narmer, berhasil mengikat dua mahkota menjadi satu.

Karena jasanya yang begitu besar dalam penyatuan Mesir, nama Narmer ditemukan tertulis dalam hieroglif di beberapa tempat seperti, tongkat kebesaran upacara Narmer di Nekhen (Hierakonpolis), patung babon yang tersimpan di Museum Altes, Berlin dan segel silinder, di Naqada, delta timur Sungai Nil dan di selatan Levant.

Selain itu, sebuah artefak yang merupakan kepala raja Narmer di batu kapur menurut Petrie, disimpan oleh Museum of Egypt Archaeology, London.

Artikel Terkait