Soekarno kemudian memakai strategi tambal sulam setelah penyerahan kedaulatan awal 1950, yaitu dengan meminjam kepada negara-negara Blok Timur contohnya Uni Soviet dan sekutu-sekutunya, kemudian sebagian besar utang dipakai untuk membayar utang warisan Belanda.
Tahun 1956, Soekarno akhirnya memutuskan tidak terlalu memperhatikan pembayaran utang warisan Belanda, yang sudah terlunasi sebanyak 82% waktu itu, tapi Indonesia malah menambah utang kepada negara-negara Blok Timur/
Akhirnya pada November 1957, dalam Resolusi Sidang Umum PBB, Indonesia dan Belanda diseru untuk berunding masalah pembayaran utang.
Utang luar negeri Indonesia era Soekarno:
Periode 1945-1949
Pada periode ini, Indonesia memiliki utang Konferensi Meja Bundar sebesar 1,13 miliar atau 4,3 miliar Gulden.
Menurut UU No. 12 Tahun 1956 tentang Pembantaian KMB, hal tersebut membuat defisit APBN membengkak hingga mencapai Rp 9 miliar.
Periode 1959-1964
KOMENTAR