"Dengan proyek ini, kami akan menilai dan mengukuhkan aliran baterai ESS, yang kami pilih karena kombinasi dari kapasitas jangka panjang, performa tahan lama, berkelanjutan secara lingkungan, dan terhitung aman dioperasikan."
Nah, baterai ini menggunakan besi, garam dan air sebagai elektrolit sehingga bisa menyimpan energi kinetik atau energi siap dipakai.
Elektrolit cair disirkulasikan untuk mengisi dan melepaskan elektron melalui sebuah proses yang disebut reduksi redoks.
Kata redoks adalah penggabungan dari kata 'reduksi' yang menunukkan pengikatan elektron, dan kata 'oksidasi' atau pelepasan elektron.
Menurut ESS, sistem mereka "menggunakan elektrolit yang sama pada dua kutub positif dan negatif dalam persamaan, mengurangi kontaminasi berseberangan dan degradasi. Sehingga reaksi kimia akan tetap stabil untuk jumlah pengisian dan pelepasan yang siklusnya panjang serta lama."
Teknologi ini juga dapat diukur serta sudah mendapatkan izin.
Komponen yang dipakai juga bisa mengurangi risiko kebakaran juga.
Baterai aliran besi terhitung bersih, andal, dan murah untuk jangka panjang, menurut ESS.
KOMENTAR