Hal ini terkuak ketika penelitian yang dilakukan oleh LSM Knowledge Ecology International dibuka kepada dunia.
Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional, bagian dari Institut Kesehatan Nasional, juga menyediakan Emory dengan lebih dari USD 19 juta dalam dana tambahan.
Namun hanya Merck dan Ridgeback yang akan memanen keuntungan dari obat antivirus tersebut, yang menurut Quartz dapat membawa keuntungan USD 7 miliar akhir tahun ini.
Setelah pengumuman oleh hasil pengujian klinis 2 Oktober lalu, harga stok Merck melonjak naik, sementara harga saham beberapa pembuat vaksin menurun.
Walaupun investasi awalnya, pemerintah AS tampaknya menghadapi kenaikan yang tajam.
Pada Juni, pemerintah AS menandatangani kontrak USD 1,2 miliar dengan Merck untuk menyuplai 1.7 juta program pengobatan pada harga USD 712.
Transaksi memiliki tenggat waktu segera setelah molnupiravir menerima izin penggunaan darurat dari BPOM AS.
Meski begitu, pemerintah AS sebagai penyalur obat sudah memastikan harga obat molnupiravir ini akan terjangkau bagi orang-orang.
Semoga saja harga obat ini akan semakin murah, ya!
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?
Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini
KOMENTAR