Saat Indonesia Mulai Bebas Pandemi, Negara Tetangga Indonesia yang Canangkan 'Hidup Bersama dengan Covid-19' Ini Malah Alami Lonjakan Kasus, Bahkan Memiliki 3.700 Kasus Sehari

Mentari DP

Editor

Kasus virus corona di Singapura.
Kasus virus corona di Singapura.

Intisari-Online.com - Kasus virus corona di Indonesia memang telah turun drastis.

Rata-rata kasus virus corona di Indonesia mencapai 1,3 kasus per hari.

Walau begitu, di sejumlah negara, masih ada yang melaporkan lonjakan kasus virus corona.

Baca Juga: Hilang Secara Misterius Sejak1986, Mendadak Agen Mata-mataIsraelIni Buka Kasus Navigator PesawatIsrael yang Belum Terpecahkan Selama 35 Tahun, Hanya Ini Jejak Terakhirnya

Salah satunya adalah Singapura.

Dilansir dari kompas.com pada Minggu (10/10/2021), kasus virus corona di Singapura mencapai lebih dari 3.000 kasus baru selama lima hari berturut-turut.

PadaSabtu (9/10/2021), ada sekitar3.703 kasus baru yang dilaporkan dengan 11 orang meninggal dunia.

Sejauh ini, itulah rekor kasus harian tertinggi di Singapura.

Sehingga hingga kiniSingapura telah melaporkan total 124.157 kasus Covid-19 sejak awal pandemi.

Sementara kasus kematian akibat Covid-19 di Singapura berjumlah 153 kasus.

Baca Juga: Bak Senjata Makan Tuan, Sok-sokan Beri Hukuman pada Australia, Justru Rakyat China yang Jadi Korbannya Gara-gara Ulah Pemerintahannya Sendiri, Kini Terjebak dalam Kegelapan!

Walau begitu, pemerintah Singapura tetap melanjutkan hidup bersama Covid-19.

Hal itu disampaikan oleh Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.

Dia ingin melanjutkan strategi hidup bersama Covid-19, tanpa dilumpuhkan oleh rasa takut.

Bahkan dilaporkan bahwa negara maju di Asia Tenggara itu tidak akan ditutup meski di saat yang sama ada cukup banyak kasus Covid-19.

Ada beberapa alasan mengapa negara tetangga Indonesia itu percaya diri hidup bersama Covid-19.

Alasannya karenahampir 85 persen dari populasinya telah divaksinasi penuh.

“Kita perlu memperbarui pola pikir kita."

"Kita tidak boleh lumpuh oleh rasa takut."

"Mari melakukan aktivitas sehari-hari senormal mungkin, mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan,” ujar Lee.

Untuk berjaga-jaga, pemerintah akan melakukan beberapa cara antisipasi.

Pertama, memperluas vaksinasi massal.

Lalu melarang orang yang belum divaksinasi pergi ke mal,pusat makanan, atau acara lokal.

Baca Juga: Bikin Jantungan Seisi Bumi Karena Diisukan Siap Gempur Taiwan Habis-habiskan,Terkuak Inilah Rencana Mengejutkan Presiden China Xi Jinping untuk Penyatuan 'Satu China'

“Sekarang penyakit itu menjadi lebih mudah dikelola dengan tingkat vaksinasi yang lebih tinggi,” tutur Lee.

Kepercayaan diri pemerintah Singapura untuk hidup bersama Covid-19 ditandai dengan membuka pintu masuk untuk 8 negara.

Mereka adalahKanada, Denmark, Perancis, Italia, Belanda, Spanyol, Inggris, dan Amerika Serikat (AS).

Sebelumnya mereka juga membuka penerbangan dariJerman dan Brunei pada September lalu.

“Semua 8 negara sudah terbuka untuk pelancong dari Singapura."

"Jadi akan memulihkan perjalanan dua arah bebas karantina antara Singapura dengan negara-negara tersebut,” ujar Menteri Perhubungan S Iswaran seperti dikutip dari CNB Internasional, Minggu (10/10/2021).

Tentu saja para wisatawan itu harus membawa sejumlah dokumen seperti sertifikat vaksin dan melakukan tes swab sebelum berangkat.

Baca Juga: Pantas Saja Indonesia Ngotot Gunakan Sinovac Sebagai Vaksin Andalan Dibanding Vaksin Lain MeskiEfektifitasnya Disebut-sebut Bakal Berkurang, Hal Ini Jadi Alasannya

Artikel Terkait