Intisari-Online.com - Konflik China vs Taiwan semakin memanas.
Bahkan konflikChina vs Taiwan bisa berakhir dengan perang besar.
Ini terjadi setelah Chinamenerbangkan sekitar 150 pesawat ke zona pertahanan udara Taiwan selama akhir pekan.
Melihat hal itu, seorang diplomat Amerika Serikat (AS) yang berbasis di Taipei mengatakan China merupakan ancaman nyata bagi Taiwan.
Kepala Institut AS di pulau itu, James Moriarty, mengatakan pada hari Rabu bahwa serangan tersebut menggarisbawahi bahwa China benar-benar ingin menyatukan Taiwan menjadi 'Satu China'.
Sehingga merekamengintimidasi Taiwan sesegera mungkin.
Ditanya apa yang dapat dilakukan Taiwan menghadapi konflik ini,Moriarty mengatakan bahwa negosiasi langsung dengan Beijing tidak mungkin dilakukan.
Sebab ketegangan telah meningkat sejak pidato 2019 oleh Presiden China Xi Jinping.
Di mana ia bersumpah untuk "menyatukan kembali" Taiwan dengan China daratan. Bahkan menggunakan kekuatan jika perlu.
“Sayangnya, saya khawatir kita berada pada tahap di mana pencegahan mungkin merupakan hal terpenting yang dapat dilakukan Taiwan,” kata Moriarty.
Karena khawatir dengan China, maka Taiwan dilaporkan diam-diam melakukan latihan militer bersama militer AS.
AS sendiri sudahbekerja sama dengan sekutu seperti Jepang dan Korea Selatan untuk menghalangi China.
Lalu ASjuga telah memperkuat aliansinya di kawasan itu dalam kesepakatan Aukus baru dengan Inggris dan Australia.
Ditambah pengeboran dengan kapal militer dari AS, Belanda, Jepang, dan Inggris di wilayah Laut China Selatan dan pengerahan pasukan untuk pelatihan di pulau itu.
Bahkandua lusin tentara operasi khusus dan Marinir AS telah bekerja setidaknya selama satu tahun untuk melatih pasukan darat dan angkatan laut Taiwan.
Ini termasuk mereka yang mengoperasikan kapal kecil, kata pejabat AS kepada Wall Street Journal.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pada hari Selasa bersumpah untuk melakukan apa pun yang diperlukan untuk menjaga Taiwan dari invasi.
Bahkan dengan atau tanpa bantuan dari negara sekutu.
“Negara-negara demokratis harus ingat bahwa jika Taiwan jatuh, konsekuensinya akan menjadi bencana besar bagi perdamaian regional dan sistem demokrasi,” katanya.