Intisari-Online.com - Konflik China vs Taiwan telah membuat Amerika Serikat (AS) sangat prihatin.
Sebab, menurut AS, konflik China vs Taiwan itu akan merusak perdamaian di Selat Taiwan.
Hal itu disampaikan oleh penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan kepada BBC pada Jumat (8/10/2021).
Komentarnya muncul setelah China mengirim total 149 jet tempur ke zona pertahanan udara Taiwan selama empat hari berturut-turut.
Sudah sejak lama China memandang Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri.
Namun Taiwan menganggap negara mereka sebagai negara berdaulat.
Oleh karenanya, China tidak mengesampingkan kemungkinan penggunaan kekuatan militer untuk mencapai penyatuan.
Lalu apakah AS siap untuk mengambil tindakan militer untuk membela Taiwan?
"Kami akan berdiri dan berbicara, baik secara pribadi maupun publik," kata Sullivan.
"Sekarang, kami tengah mengambil tindakan untuk mencoba mencegah perang itu terjadi."
Ditanya lagi apakah AS enggan menggunakan kekuatan militer setelah penarikan Afghanistan kemarin, Sullivan mengatakan itu adalah kesalahan besar.
Dan AS mencoba mengambil pelajaran dari konflik itu.
"Kami keluar dari Afghanistan untuk memberi kedamaian dengan negara itu. Tapi ternyata itu adalah kesalahan besar."
Apalagi China dan Afghanistan berbeda.
Sullivan mengatakan China akan dengan gigih mempertahankan perspektifnya tentang dunia.
"Adalah kewajiban kita untuk bekerja dengan sekutu dan mitra untuk memperjelas di mana kita berdiri, untuk membela teman-teman kita, untuk membela kepentingan kita."
Ada beberapa hal yang sudah dilakukan AS ketika konflik China vs Taiwan memanas.
Pertama, Presiden AS Joe Biden langsung menelpon Presiden China Xi Jinping. Dan keduanya telah setuju untuk mematuhi "perjanjian Taiwan".
Presiden Biden tampaknya merujuk pada kebijakan lama "satu China" Washington di mana ia mengakui China daripada Taiwan.
Kedua, Sullivan mendesak Rusia untuk tidak ikut campur dalam konflik ini.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR