Berbicara kepada jurnalis setelah pertemuan tersebut, Chiu mencatat jika Taiwan belum membuat gerakan apapun untuk memprovokasi serangan merespon gangguan udara China.
"Kami akan membuat persiapan secara militer," ujarnya.
"Kurasa militer kami adalah seperti ini, jika kami perlu bertarung, kami akan maju ke garis terdepan."
Taiwan dan China daratan telah dipimpin secara terpisah sejak akhir perang sipil lebih dari 70 tahun yang lalu, yang membuat para anggota Nasionalis yang kalah terbang ke Taipei.
Namun Beijing menganggap Taiwan sebagai bagian tidak terpisahkan dari teritori mereka, walaupun Partai Komunis China belum pernah memerintah pulau demokratis tersebut.
Beijing menolak mengurungkan penggunaan militer untuk menangkap Taiwan jika diperlukan, dan menyalahkan apa yang mereka sebut "kolusi" antara Taiwan dan AS untuk masalah ketegangan di Selat Taiwan.
"AS telah membuat gerakan negatif dengan menjual senjata ke Taiwan dan menguatkan hubungan resmi dan hubungan militer dengan Taiwan, termasuk pengiriman rencana perdagangan senjata sebesar USD 750 juta ke Taiwan, pendaratan pesawat militer AS di Taiwan dan pelayaran rutin kapal perang AS melewati Selat Taiwan," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying Senin lalu.
Menteri Luar Negeri China mengumumkan Rabu lalu jika diplomat China senior Yang Jiechi dan penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan akan bertemu di Zurich untuk "bertukar pandangan mengenai hubungan AS-China dan isu relevan."
KOMENTAR