Intisari-Online.com -Dengan luas negara hanya728,6 km², maka tentu saja Singapura membutuhkan ruang udara negara lain jika ingin 'memanaskan' pesawat-pesawat tempurnya.
Tak ayal, mereka kerap kali harus menggelar latihan udara dengan di langit Indonesia yang memiliki wilayah jauh lebih luas dibanding mereka, yaitu1,905 juta km².
Indonesia dan Malaysia memang pernah terikat dalam perjanjianterkaitMilitary Training Areas (MTA).
Namun, perjanjian yang lebih banyak menguntungkan Singapura tersebut sudah berakhir pada 2001 lalu.
Kelanjutan dari perjanjian tersebut kemudian sempat kembali dibahas pada 2007, namun belum memiliki payung hukum legal.
Oleh karenanya, pada dasarnya Singapura tidak memiliki hak untuk berlatih di wilayah udara Indonesia barang sejengkal pun.
Pada 2015, Danlanud Tanjung Pinang Letkol Pnb I Ketut Wahyu Wijaya, menegaskan bahwa Singapura masih saja melakukan latihan di wilayah udara Indonesia.
Pesawat F-5 atau F-16 miliki Singapura acap kali masih melintas di utara Pulau Bintan dalam rangka latihan tempur.
Perlu diingat, itu terjadi tanpa adanya aturan resmi yang mengatur. Jika sudah ada aturan resmi, terkadang Singapura bertindak lebih semaunya lagi.
Bayangkan saja, Indonesia sempat tidak diperbolehkan berlatih di wilayah udaranya sendiri.
Bahkan, TNI AU pernah mengungkapkan polah lucu atau bahkan bisa dibilang pongah dari Singapura lainnya.
Pesawat tempur TNI AU tidak diperbolehkan untuk terbang di wilayah udara mereka sendiri oleh Singapura.
Wilayah udara Kepulauan Riau, yang jelas-jelas merupakan masih bagian Indonesia, tidak bisa serta-merta dilalui pesawat tempur Indonesia.
TNI AU menyatakan Singapura sampai pernah melayangkan protes resmi saat pesawat tempur Indonesia melalui wilayah tersebut.
Negeri Singa beralasan bahwa wilayah tersebut masuk dalamdanger area yang berada dalam pengawasan mereka.
Giliran Malaysia
Kali ini, giliran Malaysia yang kena 'damprat' oleh Singapura setelah helikopterKepolisian Diraja Malaysia memasuki wilayah Singapura secara tidak sah.
Baca Juga: Meski Dikritik Banyak Pihak, Singapura Justru Dukung dan Menaruh Harapan pada Kesepakatan AUKUS
Hal ini dilaporkan langsung olehMenteri Pertahanan Ng Eng Hen yang menyatakan keprihatinan atas peristiwa tersebut pada Selasa (5/10/2021).
Tidak tanggung-tanggung, Singapura langsung merespons keberadaan helikopter Malaysia tersebut dengan mengirim pesawat tempur canggih F-16.
BagiAngkatan Udara Republik Singapura (RSAF), insiden yang terjadi pada Sabtu (11/9/2021) tersebut termasuk dalam "potensi ancaman udara".
Mereka berdalih pengiriman jet tempur F-16 perlu dilakukan utnuk memastikan keamanan Singapura tidak terganggu.
“Selama helikopter mendekat, RSAF telah mengeluarkan peringatan untuk menghindari wilayah udara kita, tetapi tidak ada jawaban," kata Ng.
"Jet tempur F-16 RSAF bergegas untuk menyelidiki. Setelah memastikan keamanan kita tidak terganggu, pesawat F-16 disingkirkan."
Baca Juga: Dibanding Singapura, Generasi Muda Indonesia Rendah Literasi Keuangan