Baru Sebulan Mencoba Hidup Dengan Covid-19, Singapura Malah Mengaku Keteteran Karena Kondisi ini, Pejabatnya Panik Begitu Tau Statistik Mengkhawatirkan Ini

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Penulis

ilustrasi Covid-19
ilustrasi Covid-19

Intisari-online.com - Beberapa minggu lalu ada dua negara di dunia yang membuat pernyataan mengejutkan.

Kedua negara tersebut, adalah Singapura dan Inggris yang mengaku akan hidup berdampingan dengan Covid-19.

Inggris telah membuat pengumuman itu sejak pertengahan Juli, sementara Singapura mulai menerapkannya pada awal Agustus ini.

Namun, keberanian Singapura untuk membuka kembali negara dan hidup berdampingan dengan Covid-19 tampaknya harus dibayar mahal.

Baca Juga: Kreatif! Daripada Dibuang Percuma, Perawat Rumah Sakit Ini Rangkai Sisa Botol Vaksin Covid-19 Jadi Lampu Gantung yang Indah, Makna di Baliknya Bikin Haru-Biru!

Singapura, yang telah melakukan vaksinasi mayoritas penduduknya masih mengalami infeksi Covid-19 dalam jumlah tinggi.

Infeksi Covid-19 meningkat dua kali lipat dalam seminggu terakhir.

"Tingkat penyebaran virus meningkat mengkhawatirkan," kata Menteri Keuangan Singapura, Lawrence Wong, menurut SCMP.

Menanggapi risiko penyebaran penyakit, Singapura akan meningkatkan frekuensi tes wajib di daerah berisiko tinggi.

Baca Juga: Pantesan Negara Miskin Susah Kendalikan Covid-19 Sampai Kekurangan Vaksin, Rupanya Ini Alasan Negara Kaya Mudah Kendalikan Pandemi, Vaksin Saja Malah Kelebihan

Singapura memperluas pengujian rutin untuk orang-orang yang harus melakukan kontak dengan orang lain, seperti staf yang bekerja di pusat perbelanjaan dan karyawan supermarket, kata Kementerian Kesehatan Singapura.

Singapura juga tidak mengizinkan pertemuan di tempat kerja mulai 8 September.

Pekan lalu, pejabat Singapura mengumumkan bahwa mereka tidak akan mengubah strategi anti-epidemi, tetapi tidak sepenuhnya mencabut peraturan pencegahan epidemi.

Jumlah infeksi komunitas baru di Singapura meningkat lebih dari 1.200 dalam seminggu terakhir hingga 5 September, lebih dari dua kali lipat dari 600 minggu sebelumnya.

Wong tidak menutup kemungkinan bahwa Singapura akan memperketat peraturan pencegahan epidemi jika jumlah kasus parah yang memerlukan pengobatan meningkat.

"Mari kita kurangi interaksi sosial yang tidak perlu," kata Wong.

"Orang-orang bebas pergi makan malam. Tetapi harus mengurangi selama periode ini. Setiap usaha, bahkan yang terkecil, sangat berharga," katanya.

Baca Juga: Pantas Sampai Diragukan Banyak Pakar, Faktanya Status Endemi Covid-19 Masih Jadi Mimpi di Siang Bolong, Lihat Saja Syarat dan Fakta di Lapangannya Ini, Bak Langit dan Bumi!

Dengan kata lain, mau tidak mau Singapura akan kembali menerapkan prokes ketat, seperti PPKM yang dilakukan di Indonesia.

Sejak awal Agustus, Singapura sudah mulai "hidup dengan Covid-19", bergerak menuju kehidupan normal baru dengan epidemi.

Orang yang divaksinasi lengkap di Singapura diizinkan untuk makan di restoran dalam kelompok hingga 5 orang.

Keluarga diperbolehkan untuk menyambut 5 tamu di rumah.

Mulai 19 Agustus, Singapura mengizinkan kantor dibuka kembali dengan kapasitas maksimum 50%.

Pertunjukan langsung, acara olahraga, bioskop, dan pameran diperbolehkan hingga 1.000 peserta yang divaksinasi.

Bagi yang belum divaksin tapi sudah dinyatakan negatif , hanya boleh berkumpul 50 orang di satu lokasi.

Artikel Terkait