Penulis
Intisari-Online.com- Pekan lalu, AS, Inggris dan Australiamenandatangani pakta pertahanan AUKUS.
Dengan demikian, Australia menegaskan posisinya di dunia: memihak Amerika Serikat daripada China.
AUKUS adalah kesepakatan keamanan dengan AS dan Inggris yang akan memberi Australia peningkatan kemampuan pertahanan yang besar dari negara militer paling kuat di dunia.
AUKUS akan memberi Australia akses ke kapal selam bertenaga nuklir dan rudal jarak jauh teknologi AS.
Jika terjadi konflik, Australia juga untuk pertama kalinya memiliki kemampuan menyerang musuh dari jarak jauh.
Dikutip dari BBC Indonesia, Richard Maude, mantan pejabat tinggi keamanan Australia dan sekarang direktur kebijakan di Asia Society Australia mengatakan, "Ini tentang memberi Angkatan Pertahanan Australia keunggulan yang mumpuni di kawasan di mana kemampuan kekuatan pertahanan kita sendiri ketika ditandingkan dengan China akan mundur."
Namun, para kritikus berpendapat Australia telah melepaskan ambiguitas strategisnya dan menjadikan dirinya target yang lebih besar karena pakta AUKUS.
Analis memperingatkan, Australia mungkin akan menghadapi lebih banyak pembalasan ekonomi dari China, mitra dagang terbesarnya.
Yang lain mengatakan AUKUS juga mengunci Australia dengan AS untuk generasi yang akan datang.
Namun, meski menimbulkan banyak kritikan, Singapura mendukung kesepakatan tersebut.
Kementerian Luar Negeri Singapura pada hari yang sama, tertulis bahwa PM Lee mendukung sekaligus menaruh harapan pada AUKUS.
Ia menyebut bahwa Singapura menjalin hubungan bilateral yang lama dengan Australia, Inggris, dan AS, lalu berharap AUKUS akan berkontribusi bagi perdmaaian dan kawasan regional.
Selain membahas AUKUS, pembicaraan telepon antara Lee dan Morrison juga membahas bagaimana kedua negara menangani Covid-19.
PM Australia Scott Morrison mengucapkan terima kasih kepada PM Singapura Lee Hsien Loong, atas pengaturan kiriman dosis vaksin Covid-19 yang diselesaikan pada Agustus 2021.