Terkait hubungan Australia dan China, Australia sendiri telah lama menghindari memilih pihak antara China dan AS.
Tetapi, baru-baru ini sikap Australia terhadap Beijing mengeras dengan ketegangan yang meningkat tahun lalu.
Ketika itu, Canberra menyerukan penyelidikan tentang asal mula pandemi COVID-19, dan kemudian terjadi serangkaian sanksi balasan China terhadap ekspor Australia.
Akademisi Australia telah memperingatkan ancaman militer setelah modernisasi militer China yang meningkat dan perluasan kekuatan maritimnya.
Sementara prospek China mengambil tindakan militer terhadap Australia masih merupakan prospek yang jauh, dan masih perlu diperhatikan mengingat Beijing memiliki kemampuan militer dan industri untuk menyebarkan rudal jarak jauh.
Ancaman dari China mungkin lebih besar daripada yang dilakukan Jepang terhadap Australia selama Perang Dunia II.
"Begitu Australia memperoleh kapal selam nuklir, keseimbangan militer jangka panjang di kawasan itu akan berubah," kata Michael Shoebridge, direktur pertahanan, strategi dan keamanan nasional di Australian Strategic Policy Institute.
Sementara menurut seorang pakar militer yang dekat dengan militer China, Australia melangkah ke garis depan dengan menjadi bagian dari sarana militer yang digunakan AS untuk menahan Beijing di Laut China Selatan.
Baca Juga: Modal Segenggam Beras dan Irisan Lemon, Panci Gosong pun Kembali Kinclong, Begini Caranya!
"Setelah meningkatkan kekuatan militer Australia, langkah selanjutnya bagi AS adalah dengan kuat mempromosikan peran Australia di Laut China Selatan," tambahnya.
Menurutnya, meskipun Australia adalah pembeli kapal selam, ada kemungkinan bahwa AS akan menjadi pihak baru yang menggunakannya untuk meningkatkan kekuatan keseluruhan Washington di Pasifik Barat.
Ia menambahkan, bahwa itu akan menandai awal dari perubahan besar di kawasan Asia-Pasifik.
Kesepakatan AUKUS sendiri telah mendapatkan tanggapan dari berbagai negara, termasuk Indonesia, yang mengingatkan Australia agar tetap menjaga perdamaian di kawasan dan bahwa kesepakatan tersebut bisa memprovokasi kekuatan lain untuk bertindak lebih agresif.
(*)
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR