Intisari-Online.com - Jalur kereta China-Laos akan dibuka pada 2 Desember, tapi belum jelas apakah proyek jebakan utang China tersebut bisa menyebar ke negara Asia Tenggara lainnya.
Jalur kereta ini begitu mentereng, menghubungkan ibukota Vientiane dengan provinsi China selatan, Yunnan.
Membentang sejauh 414 kilometer dari perbatasan dengan China, jalur kereta baru akan mengubah Laos dari negara yang terkurung daratan.
Proyek yang termasuk dalam Belt and Road Initiative ini disebutkan oleh media pemerintah China, Xinhua, senilai USD 6 miliar.
Xinhua juga menjelaskan proyek ini akan sangat bermanfaat bagi Laos karena ekonomi mereka yang belum berkembang akan tumbuh pesat segera setelah transportasi ini berjalan membawa turis dan pebisnis China, memberi perdagangan yang lebih cepat dan lebih besar, dan kemudian membuat Laos terhubung serta ekonomi pasca-pandemi mereka pulih.
Beijing mencari cara menunjukkan kereta China-Laos sebagai cerita sukses Belt and Road Initiative, proyek yang mendorong negara Asia Tenggara lain dengan tegas menerima dan menyongsong skema pembangunan infrastruktur USD 1 triliun yang telah berbentuk apa saja di negara tetangga Laos.
Termasuk juga kemajuan dalam jalur kereta lain yang mirip di Thailand dan proyek pelabuhan di Myanmar.
Keduanya adalah kunci untuk visi BRI dalam ekonomi regional terhubung dengan China sebagai pusatnya.
KOMENTAR