Intisari-Online.com- Sumpah Pemuda menjadi tonggak dasar persatuan Indonesia, namun seperti apa bunyi sumpah pemuda yang asli?
Patut diketahui bahwa saat masih dijajah oleh Belanda, negara kita disebut sebagai Hindia Belanda.
Pada 1915-1921, yang menjadi Gubernur Jenderal ialah Van Limburg Stirrum.
la terkenal dengan janjinya yang disebut Janji November (November Belofte).
Janji itu berisi bahwa Indonesia akan diberi kemerdekaan, namun itu hanyalah janji kosong belaka.
Sehingga, seiring tumbuhnya kesadaran di kalangan cendekia kita, mulai bermunculan perkumpulan-perkumpulan yang menjawab kekecewaan janji palsu tersebut.
Menurut mereka, Belanda tidak akan melepaskan Indonesia dengan sukarela.
Bangsa Indonesia sendiri yang harus berjuang mencapai kemerdekaan dan melemparkan penjajah dari Indonesia.
Syarat utama untuk suksesnya perjuangan kemerdekaan adalah persatuan bangsa.
Mereka menemukan hal tersebut dalam tulisan-tulisan yang dimuat di majalahIndonesia Merdeka.
Majalah ini dilarang beredar di Indonesia.
Tetapi para pemuda kita berhasil menyelundupkannya ke tanah air kita.
Cita-cita persatuan yang didengung-dengungkan Perhimpunan Indonesia ternyata mempengaruhi perkumpulan pemuda yang waktu itu masih bersifat kedaerahan.
Ada Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Celebes dari Sulawesi, Jong Bataks Bond, Sekar Rukun dari Sunda dan sebagainya.Kongres Pemuda Indonesia Pertama
Dalam Kongres Pemuda Indonesia I ini juga terdapat suatu panitia perumus.
Tugasnya adalah menyusun usul keputusan kongres.Anggotanya terdiri dari Djamaludin, Sanusi Pane, M. Tabrani, dan Moh. Yamin.
Baca Juga: Sumpah Pemuda, Momentum Bersatunya para Pemuda untuk Berjuang Bersama Menuju Indonesia Merdeka
Usul keputusan yang menjadi bunyi sumpah pemuda yang asli ini dirumuskan Moh. Yamin sebagai berikut:"Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe bertoempahdarah yang satoe, tanah Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa yang satoe,bangsa Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasapersatuan, bahasa Melayoe."
Perdebatan Tentang Bahasa Melayu
Namun, rumusan yang kemudian disebut sebagai ikrar untuk kemudian diubah menjadi sumpah ini menimbulkan perdebatan.
M. Tabrani berkeberatan dengan alinea ketiga, yaitu Bahasa Melayu.
Menurutnya, Melayu sebaiknya diganti dengan Indonesia sehingga seluruh rumusanmencantumkan nama Indonesia pada bagian akhirnya.
Perdebatan itu pun tak ayal menimbulkan perubahan pada bunyi sumpah pemuda yang asli tersebut.
Meski begitu, awalnya tidak ada kesepakatan mengenai perubahan rumusan itu.
Sehingga, usul keputusan rumusan Moh. Yamin diajukan lagi pada Kongres Pemuda Indonesia II.
Baca Juga: Cerita Pelaku Sumpah Pemuda yang Rumahnya Digeledah Gara-gara Pasang Bendera Merah Putih
Kongres berlangsung dari 27-28 Oktober 1928 di Jakarta.
Hasilnya, bunyi sumpah pemuda yang asli berubah sebagai berikut:
"Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe bertoempah darah yang satoe, tanah Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa yang satoe, Bangsa Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia."