Telur kasuari berwarna cerah, hijau pastel, dan jantan mengerami telur selama sekitar 50 hari di sarang berdaun di tanah.
Namun, mengumpulkan telur akan menjadi tantangan.
Burung-burung kasuari dengan keras menjaga sarang mereka di dedaunan lebat yang tersembunyi dari pandangan.
Manusia purba perlu tahu persis di mana burung-burung besar bersarang, yang menunjukkan manusia purba lebih mampu memiliki kecerdasan canggih daripada yang diperkirakan sebelumnya, menurut New York Times.
Banyak kulit telur memiliki bekas terbakar, yang menunjukkan beberapa telur sudah matang.
Namun, cukup banyak kulit telur yang ditemukan tanpa tanda arang untuk menentukan beberapa telur tahap akhir sengaja dibiarkan menetas, yang berarti nenek moyang kita mungkin memelihara anak burung kasuari.
Terlepas dari sifat agresif kasuari dewasa, anak-anak burung kasuari mudah dibesarkan.
Seperti angsa, anak burung kasuari membekas pada burung, orang, atau hewan dewasa pertama yang mereka lihat.
Hingga hari ini, bulu kasuari masih dikumpulkan untuk dipakai upacara, dan daging kasuari dianggap sebagai makanan lezat di Papua Nugini.
Baca Juga: Burung Paling Mematikan di Dunia, Hanya Dengan Cakarnya Burung Ini Sanggup Bunuh Manusia
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR