Intisari-Online.com -Sedikit sekali yang diketahui tentang Xi Jinping, pemimpin China yang kerap membuat kebijakan kontroversial.
Di tangannya China kembali bagaikan negara penuh tangan besi.
Banyak warganya yang ditangkap karena terlalu kaya.
Namun, siapa sebenarnya Xi Jinping ini?
Ternyata silsilah keluarganya tak kurang menarik.
Mengutip BBC, ayahnya, Xi Zhongxun, adalah pahlawan perang Partai Komunis.
Namun ia malah disiksa dan dipenjara di era Mao Zedong.
Saat itu ibu Xi Jinping dipaksa untuk mencela ayahnya.
Kemudian setelah direhabilitasi tahun 1978, ayahnya mendorong pembebasan ekonomi di Provinsi Guangdong.
Ia juga menjadi pembela dari pemimpin paling progresif China, Hu Yaobang.
Mengingat hukuman yang diterima ayah Xi Jinping dari Partai Komunis dan dukungan ayah Xi Jinping terhadap reformasi, lantas mengapa Xi Jinping justru menjadi pemimpin Partai Komunis China?
Mengutip BBC, ada beberapa penjelasan terkait hal ini.
Kemungkinan pertama ia tidak setuju dengan pandangan politik ayahnya.
Kemungkinan kedua adalah Xi Jinping mengejar rencana yang walaupun berbeda dengan ayahnya, tidak akan menyerah terhadap kebijakan yang hadir di era Mao.
Xi Jinping saat ini dikabarkan akan menghapus akar-akar kapitalisme di negaranya.
Hal ini juga yang membuat banyak orang ditangkap karena terlalu kaya melebihi kekayaan negara.
Serta juga menyebabkan kasus utang luar biasa perusahaan China, Evergrande, yang bisa mengguncang ekonomi negara-negara Asia Tenggara.
Namun, kehidupan pribadi Xi Jinping sendiri begitu penuh getir.
Ketika ayahnya dipenjara, Xi Jinping yang baru berumur 15, dipaksa bekerja di lapangan bertahun-tahun lamanya, hidup di rumah yang sangat sederhana.
Hal ini yang membuatnya semakin tangguh, meskipun bisa saja dengan mudah mengubahnya membenci politik.
Beberapa pengamat China telah berspekulasi jika ia mungkin yakin hanya pemimpin kuat yang dapat menjamin China tidak akan kembali ke kekacauan tahun 1960 dan 1970-an.
Perkiraan ini didukung dengan perubahan aturan yang membuat ia tetap berkuasa selama yang ia mau.
Namun ini semua hanya perkiraan saja, karena Xi Jinping tidak pernah mengatakan apa yang ia lakukan dalam pengambilan kekuasaannya.
Pemimpin China tidak memberikan wawancara walaupun dengan media yang dikuasai Partai Komunis China.
Xi beberapa kali muncul di desa-desa untuk muncul di televisi dan disambut oleh keramaian buatan dari warga lokal yang menerima nasihatnya terkait cara membudidayakan jagung atau aspek pekerjaan mereka lainnya, kemudian ia pergi.
Kini, dengan ambisinya membuat China 'kembali komunis' sulit menentukan akan seperti apa aturan baru, larangan atau arahan terutama dalam aktivitas di China.
Seminggu belakangan ini telah banyak perubahan terjadi di China, dan sulit mengikuti perubahan-perubahan ini.
Salah satu cara memprediksi apa langkah yang akan diambil oleh Xi Jinping adalah dengan memperkirakan langkah yang akan ia ambil.