Kamarnya memang terpisah dari rumah utama.
Kemudian, dia berlari menuju sumber suara dengan membawa senjata. Tapi pasukan Cakrabirawa bertanya tentang identitasnya.
Tendean menjawab sebagai ajudan Nasution. Namun, sebagian besar pasukan salah mendengar dan mengiranya sebagai Nasution.
Pada akhirnya, Tendean diikat dan dibawa ke truk.
Tepat pukul 04.08 WIB, pasukan Cakrabirawa meninggalkan rumah itu.
Kematian Ade Irma Suryani dan Lettu Pierre Tendean meninggalkan luka yang sangat dalam diri Nasution.
Di saat dirinya berhasil kabur, justru sang putri kesayangan dan ajudannya harus merenggang nyawa menjadi perisainya.
“Anakku yang tercinta. Engkau telah gugur sebagai perisai untuk Ayahmu," kata Nasution seperti dikutip dalam buku yang berjudul “Tujuh Prajurit TNI Gugur: 1 Oktober 1965”.
“Ya Allah, terimalah putri kami ini dengan segala kebaikannya."
"Kami mengantarkannya dengan ikhlas, mengembalikannya pada-Mu, karena Engkaulah yang empunya."
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR