Hal ini dipicu oleh musim panen yang tiba tepat saat negara ini sedang sangat kekurangan tenaga kerja.
Sebuah kondisi yang tentu saja terasa sangat janggal mengingat ada belasan hingga puluhan ribu pengungsi yang 'menganggur'.
Namun, sebagai sahabat Amerika Serikat, Australia pun lebih memilih sebuah sistem yang lebih kapitalis untuk mengatasi kebutuhan SDM.
Mereka membuat sebuah program kerja musiman untuk orang-orang yang berasal dari negara Pasifik.
Timor Leste, meski bukan temasuk negara pasifik, menjadi salah satu sumber terbanyak dari para pekerja tersebut.
Dengan iming-iming gaji yang jauh lebih besar dibanding mereka bekerja di negara sendiri, para pekerja ini rela hanya bekerja jika sedang diperlukan.
Di sektor pertanian misalnya, para pekerja ini hanya akan datang dan bekerja saat musim panen tiba.
Tanpa adanya perlindungan yang berarti, para pekerja tersebut akan kembali 'ditendang balik' ke negaranya saat musim panen usai.
KOMENTAR