Tidak dipungkiri juga langkah Australia ini berkaitan dengan kebangkitan China, serta sikap AS berkomitmen melawan tantangan tersebut.
AS sebelumnya hanya pernah membagi teknologi SSNs ini dengan Inggris saja.
Jika kini AS rela melanggar norma dan kode etik nuklir sampai memasukkan Australia sebagai sekutu nuklir mereka, maka AS sudah siap mengambil beberapa langkah signifikan dan melanggar norma-norma lama demi mengalahkan China.
Roggeveen skeptis AS mau memasuki Perang Dingin dengan China, tapi dengan pengumuman persekutuan ini justru menunjukkan jika mereka memang siap mengambil langkah tersebut.
Bijak untuk berasumsi skala kesepakatan ini ditambah dengan strategis dan kaitan operasional yang muncul akan menciptakan harapan dari Washington.
Australia tentu tidak bisa memenuhi harapan ini jika tidak punya kemampuan yang diharapkan dari Washington untuk ikut melawan China.
Ini menjadi signifikansi kesepakatan jangka yang panjang melebihi kesepakatan pangkalan Marinir di Darwin yang membuat Australia dan AS sebagai mitra jangka panjang di wilayah itu ketika tekanan China meningkat.
Australia bertaruh bahwa, selama masa pakai kapal selam ini yang berpuluh-puluh tahun lamanya, AS akan tetap berkomitmen melindungi Australia.
KOMENTAR