Hal tersebut dikarenakan tingginya kadar gula di SKM.
Menurut para ahli, SKM memang dapat dijadikan sumber energi, namun sangat tidak baik jika energi anak bersumber dari gula.
Tubuh mempunyai batas toleransi tertentu, namun mengonsumsi gula lebih dari 10 persen energi total berisiko menurunkan sensitivitas insulin.
Maka kemudian akan memicu hiperglikemia atau kadar gula darah lebih tinggi dari batas normal dan memicu risiko diabetes.
Asupan gula berlebih tidak hanya menyebabkan diabetes dan obesitas, tetapi juga akan merusak gigi anak-anak.
Seperti tertera dalam piramida gizi seimbang, gula hanya diperbolehkan untuk anak-anak sebanyak satu hingga dua sendok makan atau setara dengan 26 gram.
Mengutip hasil Survei Sosial dan Ekonomi Nasional 2016 pada laman BPOM, 5 Agustus 2021 tentang gambaran persentase belanja susu masyarakat, didominasi susu kental manis, dengan angka berkisar antara 60-74 persen.
Berdasarkan hasil survei, mayoritas orang-orang yang membeli SKM berasal dari masyarakat berpenghasilan rendah.
Bersumber data lain juga menyebut adanya penggunaan SKM sebagai pengganti susu formula, bahkan sebagian kecil digunakan sebagai pengganti ASI. (Mela Arnani, Nur Fitriatus Shalihah)
Baca Juga: BPOM Memastikan bahwa Produk Susu Kental Manis Mempunyai Kandungan Susu
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR