Sok Suci Pakai Dalih Lingkungan Demi Puaskan Nafsu Mengeruk Bumi Sampai ke Keraknya, Perusahaan Australia Siap Kuras Minyak Timor Leste Hingga Tandas, Aktivis pun Meledeknya

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Australia Siap Kuras Minyak Timor Leste Hingga Tandas
Australia Siap Kuras Minyak Timor Leste Hingga Tandas

Intisari-Online.com - Perusahaan besar gas alam Australia Santos mengatakan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan regulator di Timor Leste.

Hal itu dilakukan untuk mengembangkan fasilitas penangkapan karbon Bayu-Undan, sebagai upaya mencapai emisi nol bersih pada tahun 2040.

Melansir Kfgo.com, Senin (1/9/2021), Santos akan bekerja dengan regulator minyak dan mineral Autoridade Nacional do Petróleo e Minerais (ANPM).

Kerja sama tersebut bertujuan untuk menggunakan kembali dan mengembangkan fasilitas serta reservoir Bayu-Undan yang ada untuk penyimpanan penangkapan karbon (CCS).

Baca Juga: Amerika Sampai Ancam Hentikan Sokongan Dana Ke Timor Leste, Rupanya Sejak Merdeka Nagar Itu Malah Jadi Surganya Perdagangan Manusia Gara-Gara Hal Ini

“CCS di Bayu-Undan memiliki kapasitas potensial untuk secara aman dan permanen menyimpan sekitar 10 juta ton karbon dioksida per tahun,” kata Chief Executive Officer Santos Kevin Gallagher dalam sebuah pernyataan.

Santos telah mengatakan pada bulan Mei bahwa pihaknya sedang mempertimbangkan untuk mengubah fasilitas Bayu-Undan menjadi CCS sebagai upaya mencapai status nol bersih pada tahun 2040.

Perusahaan memiliki 43,4% hak operasi di fasilitas Bayu-Undan di Laut Timor.

Baca Juga: Makanan Khas Timor Leste yang Dipengaruhi Portugis dan Asia Tenggara Mampu Menggoyang Lidah

Satu unit perusahaan minyak Korea Selatan SK Inc, Eni Italia, perusahaan minyak Jepang INPEX Corp, dan Tokyo Timor Sea Resources memegang sisa saham.

Teknologi CCS mengangkut karbon dioksida dari tempat emisinya dan menyimpannya di lokasi untuk mencegah pelepasannya ke atmosfer.

Saat ini, CCS dianggap sebagai satu-satunya teknologi yang mampu memitigasi lepasnya emisi gas rumah kaca (GRK) dari aktivitas pemanfaatan bahan bahan fosil pada industri dan pembangkit listrik skala besar.

Baca Juga: Bak Jadi Ladang Uang Indonesia Setelah Timor Leste Merdeka, Rupanya Tanah Air Justru Sudah Untung Rp3,1 Triliun dari Bumi Lorosae Gara-gara Ketergantungan Hal Ini

Teknologi ini pada prinsipnya adalah menangkap kembali karbondioksia (CO2) yang terlepas dari berbagai aktivitas penggunaan bahan bakar fosil untuk kemudian disimpan kembali ke dalam perut bumi pada sumur-sumur migas yang sudah kering.

Pada saat yang sama, karbondioksida yang ditangkap bisa dimanfaatkan untuk mengoptimalkan produksi minyak dan gas bumi pada sebuah sumur minyak (Enhance Oil Recovery/EOR).

Baca Juga: Bak Bikin Warga Timor Leste yang Melarat Tiba-tiba Jadi Pemenang Lotre, Proyek'Balas Budi' Australia Kini Malah 'Menjelma' jadi Proyek Culas, Aturan Baru Ini Pemicunya

Karbondioksida yang diinjeksi bisa meningkatkan volume hidrokarbon sehingga cadangan minyak bisa dioptimalkan.

Namun, hal ini dilihat oleh ativis lingkungan sosial sebagai hal yang belum teruji dan tidak perlu memperpanjang umur industri bahan bakar fosil.

Baca Juga: Dengan Telak Jadikan Militer Indonesia Sebagai Kambing Hitam, Inilah Kisah 23 Sarung Berisi Tulang Manusia yang Sengaja Dikumpulkan Warga Timor Leste Demi Melepas 'Kutukan' Ini

(*)

Artikel Terkait