Intisari-Online.com -Semakin dewasa usia manusia, semakin sedikit waktu yang ia gunakan untuk tidur.
Istirahat semakin jarang didapatkan orang-orang dewasa.
Hal ini bisa disebabkan pekerjaan yang banyak ataupun karena kurang ada waktu untuk berbagai aktivitas sehingga istirahat pun dikorbankan.
Namun ada juga yang bisa mendapatkan waktu tidur yang cukup.
Sayangnya, tidur yang cukup belum menjamin tidur yang berkualitas.
Kualitas tidur ternyata dipengaruhi banyak hal.
Antara lain kenyamanan tempat Anda tidur, kebiasaan sebelum dan selama tidur, faktor-faktor psikis juga memengaruhi berlangsungnya tidur.
Apakah Anda sering terbangun atau tidak, tidur Anda lelap atau tidak, serta munculnya gangguan-gangguan fisik dan kesehatan berperan dalam terciptanya kualitas tidur.
Posisi tidur ternyata juga menentukan tidur Anda.
Serta, hal yang sepele, penggunaan bantal.
Ada orang yang senang menggunakan satu bantal, ada juga yang tidak menggunakan bantal sama sekali.
Ada juga yang senang menumpuk bantal berjumlah 2.
Bantal yang ditumpuk bisa membuat kepala lebih tinggi dibandingkan badan.
Namun ternyata kebiasaan menumpuk bantal ini berbahaya bagi tubuh.
Dr Jalalin SpKFR, Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi di Graha Spesialis Rumah Sakit Mohammad Husein Palembang, mengatakan, posisi terbaik untuk tidur adalah kepala sampai kaki harus sejajar.
”Posisi yang baik itu, bagian kepala dan kaki itu sejajar, sehingga leher tidak dibuat kaku dan tidak menimbulkan nyeri nantinya,” ungkapnya dikutip dari Tribunnews.com.
Jalalin juga mengatakan menumpuk bantal bisa mengakibatkan sakit pada leher.
Beberapa masalah ini antara lain otot leher menjadi tegang atau sarafnya terjepit.
”Bantal yang terlalu tinggi, dapat membuat posisi leher menjadi tegang sehingga membuat otot tertarik atau sarafnya terjepit,” tutupnya.
Jadi sebaiknya Anda hentikan kebiasaan ini.
Ganti dengan kebiasaan tidur dengan bantal yang tidak terlalu tinggi.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini