Intisari-online.com - Saat ini ada dua negara yang nekat hidup bersama dengan Covid-19.
Dua negara tersebut adalah Inggris, dan Singapura, lantas bagaimana dengan kondisi Singapura saat ini setelah sebulah lebih hidup bersama Covid-19?
Menurut 24h.com.vn, pada Sabtu (4/9/21),Singapura merupakan salah satu negara terdepan dalam kampanye vaksinasi di dunia.
Bertujuan untuk hidup dengan Covid-19.
Kini terus mempertahankan langkah-langkah pengendalian penyakit terhadap penyebaran varian Delta, serta memulai suntikan ketiga untuk orang-orang.
Pada tanggal 3 September, Singapura mengumumkan rencana untuk memulai vaksinasi booster.
Sasarannya untuk orang-orang yang berusia di atas 60 tahun dan kelompok dengan gangguan kekebalan.
Rencana tersebut diharapkan akan dilaksanakan segera pada bulan September, menurut Bloomberg.
Sebagian besar dari orang-orang ini menerima dosis kedua vaksin pada bulan Maret, dan diminta untuk mendapatkan suntikan kedua setelah enam bulan.
Untuk orang-orang yang mengalami gangguan kekebalan, otoritas Singapura merekomendasikan dosis ketiga setelah dua bulan.
Menteri Keuangan dan co-chair gugus tugas anti-epidemi Singapura, Lawrence Wong, mengatakan Singapura masih bergerak ke fase "hidup dengan Covid-19" dan tidak perlu memberlakukan pembatasan baru.
"Kami hanya akan membalikkan keputusan, memperketat tindakan pencegahan epidemi sebagai upaya terakhir jika sistem rumah sakit kewalahan," kata Wong.
"Saat ini kami belum buka lagi, jadi kami punya lebih banyak waktu untuk memantau situasi," katanya.
Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gan Kim Yong juga mengatakan tindakan pencegahan epidemi saat ini akan dipertahankan untuk beberapa waktu.
Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung mengharapkan sekitar 85% dari populasi akan divaksinasi bulan ini.
Singapura telah memulai strategi hidup dengan Covid-19 setelah mencapai tujuannya untuk mengimunisasi 80% rakyatnya. Target ini selesai minggu lalu.
Singapura melonggarkan pembatasan pekerja migran, mengeluarkan visa untuk orang-orang yang divaksinasi penuh dari Jerman dan Brunei.
Pihak berwenang Singapura menyatakan kehati-hatian setelah jumlah infeksi di masyarakat mencapai lebih dari 200 pada 3 September.
Ini adalah hari di mana Singapura memiliki jumlah infeksi tertinggi sejak wabah tahun lalu.
Sebagai salah satu negara terkemuka dalam kampanye vaksinasi, Singapura berencana untuk meningkatkan pengujian dan mengizinkan pasien dengan gejala ringan untuk dirawat di rumah.
Para menteri Singapura sebelumnya memperkirakan peningkatan jumlah kasus baru setelah pelonggaran pembatasan, dalam strategi "hidup dengan Covid-19".
Singapura juga mengkonfirmasi situasinya terkendali, dengan 528 kasus parah dipantau secara ketat.