Suku cadang kerap perlu servis dan kadang harus diganti, dan sebuah pasukan udara sangat bergantung dari tim teknis yang bekerja untuk menjaga kelayakan setiap pesawat.
Banyak pemeliharaan pesawat dilakukan oleh kontraktor swasta AS, yang telah meninggalkan negara tersebut, bahkan sebelum Taliban mulai mengambil alih kota-kota dan provinsi pada Agustus.
Jodi Vittori, profesor bidang politik dan keamanan di Universitas Georgetow sekaligus veteran pasukan udara AS yang bertugas di Afghanistan, setuju kalau Taliban kekurangan ahli untuk membuat pesawat ini beroperasi.
"Jadi, tak ada ancaman langsung bahwa Taliban akan menggunakan pesawat-pesawat itu," katanya sekaligus menekankan, bisa saja pesawat-pesawat itu sudah dipreteli sebelum pasukan Afghanistan menyerah.
Bagaimana pun, Taliban akan berusaha memaksa mantan-mantan pilot Afghanistan untuk menerbangkan pesawat-pesawat itu, kata Jason Campbell, seorang peneliti di Rand Corporation.
"Taliban akan mengancam mereka dan keluarganya. Jadi mereka mungkin bisa membawa pesawat-pesawat ini terbang ke angkasa, tapi dalam jangka-panjang terlihat suram."
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR