Intisari-Online.com - Berdasarkan data dari Global Fire Power tahun 2021, China menempati urutan ke-3 sebagai negara militer terkuat di dunia.
Dari data itu, China hanya kalah dari Amerika Serikat (AS) dan Rusia sebagainegara militer terkuat di dunia.
Kekuatan China bahkan semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Tak hanya dari bertambahnya jumlah personel, tetapi juga senjata militer mereka.
Melihat hal itu, pantas China semakin jumawa.
Sebuah laporan tahunan tentang militer Beijing telah mengusulkan China mampu sepenuhnya memantau penyebaran dan meluncurkan serangan elektronik yang merusak.
Kementerian juga menyarankan China telah meningkatkan kekuatannya melalui penggunaan Beidou, sistem navigasi GPS China sendiri.
Ini membantu Beijing memantau pergerakan di sekitar Taiwan, dengan drone dan kapal pengumpul intelijen.
Sebuah laporan tahunan kepada Parlemen tentang militer China mengatakan Beijing dapat meluncurkan "serangan elektronik lunak dan keras".
Termasuk memblokir komunikasi di seluruh bagian barat rantai pulau pertama, yang membentang dari Taiwan ke Filipina.
"China dapat bergabung dengan tentara internetnya untuk meluncurkan serangan kabel dan nirkabel terhadap internet global, yang pada awalnya akan melumpuhkan pertahanan udara kami, komando laut dan kemampuan sistem serangan balik, menghadirkan ancaman besar bagi kami."
Laporan itu menambahkan bahwa mata-mata China di Taiwan dapat meluncurkan serangan untuk mengacaukan infrastruktur.
Dilansir dariexpress.co.uk pada Kamis (2/9/2021), dalam beberapa bulan terakhir, Beijing telah meningkatkan kegiatan militer di sekitar Taiwan.
Bahkan telah berjanji untuk melakukan "penyatuan kembali"meski dengan kekerasan.
Namun, Taiwan menentang reunifikasi dan pemerintahan China dari Beijing.
Meskipun demikian, Presiden Xi Jinping di China tetap inginmencaplok pulau itu dengan kekayakinan Taiwan tidak akan pernah bisa mereka.
“Xi Jinping telah membuat sinyal yang sangat umum dan sangat jelas," kata Dr Nick Bisley, dari Universitas La Trobe di Australia.
"Dia mengatakan bahwa Taiwan bukanlah masalah bagi China dandia tidak memiliki batasan waktu."
China selalu menganggap Taiwan sebagai provinsi di wilayah mereka, meskipun banyak penduduk Taiwan sudah menyatakan kemerdekaan.
Mereka jugamemiliki konstitusi sendiri dan pemimpin yang dipilih secara demokratis.
Namun, status politik Taiwan saat ini masih belum jelas.