Intisari-online.com - Setelah Sinovac, AstraZeneca, dan Pfizer, Indonesia juga mendatangkan vaksin baru dari Amerika yaitu Moderna.
Sebanyak 3.000.060 dosis vaksi Moderna asal Amerika datang pada Minggu (11/7), dan kini juga tengah digunakan dinIndonesia.
Vaksin ini awalnya diprioritaskan untuk tenaga kesehatan sebagai vaksin tahap ketiga atau booster.
Namun, tampaknya vaksin ini menuai kontroversi di negeri sakura Jepang.
Jepang mengumumkan pada 30 Agustus bahwa mereka akan berhenti menggunakan satu juta dosis vaksin Moderna lagi.
Setelah menemukan lebih banyak batch vaksin yang terkontaminasi.
Secara total, Jepang telah menangguhkan 2,6 juta dosis vaksin Moderna, sementara negara itu masih berjuang untuk menangani varian Delta.
Jumlah infeksi Covid-19 baru dalam sehari di Jepang melampaui 25.000 untuk pertama kalinya bulan ini, menurut Reuters.
Menurut informasi terbaru, pejabat prefektur Gunma menemukan beberapa partikel hitam dalam botol vaksin.
Zat hitam dan merah muda juga ditemukan dalam botol dan jarum vaksin di Prefektur Okinawa.
4.575 orang di Prefektur Gunma telah divaksinasi dalam kiriman kotoran yang baru ditemukan.
Sejauh ini, dari 4.575 orang di atas tidak ada yang mengalami gangguan kesehatan setelah divaksinasi.
Pada 28 Agustus, Jepang mengumumkan dua orang meninggal setelah menerima vaksin Moderna.
Kedua dosis vaksin tersebut merupakan bagian dari pengiriman 1,63 juta dosis vaksin Moderna yang telah dihentikan sementara. Penyebab kematian saat ini sedang diselidiki.
Pejabat kesehatan Jepang belum melaporkan adanya masalah dengan keamanan atau efektivitas vaksin.
Keputusan untuk menangguhkan tambahan 1 juta dosis vaksin Moderna dipandang sebagai tindakan pencegahan.
"Tidak mungkin vaksin yang terkontaminasi asing secara langsung terkait dengan kematian. Jika zat asing itu sangat berbahaya sehingga akan menyebabkan kematian, banyak orang akan memiliki gejala yang sama," kata Takahiro Kinoshita, wakil presiden Presiden Cov-Navi Jepang.
"Namun, penyelidikan lebih lanjut masih diperlukan untuk menentukan tingkat bahaya yang tepat dari dosis vaksin yang terkontaminasi," katanya.
Pekan lalu, Jepang berhenti menggunakan 1,63 juta dosis vaksin Moderna. Vaksin ini dikirim ke 863 pusat vaksinasi di seluruh negeri.
Perusahaan farmasi Takeda, yang bertanggung jawab untuk mengimpor vaksin Moderna, menerima keluhan dari pusat vaksinasi tentang kecurigaan vaksin yang terkontaminasi.
Diperkirakan 500.000 orang Jepang yang divaksinasi termasuk di antara pengiriman yang terkena dampak.
Sementara di Indoneisa, tidak ditemukan adanya kontaminasi seperti di Jepang.
"Tidak ada kasus kontaminasi, karena ini lotnya berbeda," kata Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular, Kemenkes Siti Nadia Tirmidzi.
Di Indonesia vaksin ini datang sejak Juli, dan memiliki batas kadaluarsa hingga Desember 2021 dan Januari 2022.