Tas-tas itu bukan tas palsu yang dibuat di China dan kemudian dijual murah di Amazon dan pasar loak kumuh, tapi malah dibuat di Perancis dan sebagian bahan yang digunakan malah berasal langsung dari bengkel Hermes.
Mengejutkannya, banyak pegawai Hermes yang malah terlibat dalam bisnis kriminal yang makin besar itu.
Mereka yang menyediakan bahan-bahan asli dan mengawasi pembuatan tas tangan agar hasilnya adalah tas palsu tapi kualitas menyerupai tas asli.
Tahun 2012, ada 80% benda atas nama Hermes dijual di internet adalah barang yang palsu, seperti dikatakan mantan CEO Hermes, Patrick Thomas.
Baca Juga: Inilah 5 Tas Termahal di Dunia, Nomor 1 Harganya Setara dengan 8 Mobil Ferrari
Ternyata penjualan barang palsu ini juga merugikan Perancis, karena tahun yang sama ekonomi Perancis rugi sebesar USD 7,5 miliar dalam bentuk pendapatan yang hilang per tahun.
Jumlah itu malah terus meningkat sampai sekarang.
Tidak hanya itu, operasi pemalsuan barang mewah ini juga semakin canggih setiap tahunnya.
Tidak heran jika barang KW pun ditemui dan menyerupai aslinya.
Sejak saat itulah pemerintah Perancis memutuskan tidak hanya ilegal untuk membuat dan menjual barang palsu, tapi juga membelinya saja menjadi pelanggaran pidana.
KOMENTAR