Kemudian, Biro Pengintaian Angkatan Darat Korea memiliki empat batalyon pengintaian yang terpisah.
Sangat terlatih dan terorganisir, batalyon lima ratus orang ini dilatih untuk memimpin legiun melalui DMZ yang berbahaya.
Disebut, batalyon kelima diorganisir untuk operasi luar negeri.
Pasukan operasi khusus sering beroperasi di belakang garis musuh, dan Korea Utara menggunakan sejumlah cara, meskipun disebut seringkali ketinggalan zaman, untuk membawa mereka ke sana.
Untuk pasukan darat, salah satu cara yang jelas untuk menyusup ke Korea Selatan adalah melalui DMZ dengan panjang 160 mil dan lebar 2,5 mil. Terowongan lintas batas yang tidak diketahui adalah cara lain.
Selain itu, melalui laut Pyongyang mampu mengangkut sekitar 5.000 tentara sekaligus, menggunakan berbagai armada, mulai dari kapal komersial hingga kapal amfibi kelas Nampo, 130 pesawat amfibi kelas Kongbang, kapal selam pesisir Sang-O, dan kapal selam kelas menengah Yeono.
Melalui udara, Korea Utara memiliki armada 200 kapal angkut An-2 Colt turboprop. Mampu terbang rendah dan terbang perlahan untuk menghindari radar.
Korea Utara juga memiliki armada sekitar 250 helikopter angkut, yang sebagian besar berasal dari Soviet, dengan beberapa helikopter Hughes 500MD Amerika dari sumber yang tidak diketahui.
(*)
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR