Intisari-Online.com - Korea Utara kerap kali mengeluarkan kritikan yang berhubungan dengan Amerika Serikat (AS) ataupun negara tetangganya Korea Selatan.
Pada hari Rabu, Korea Utara mengatakan bahwa AS dan Korea Selatan akan menyesal mengadakan latihan militer bersama dan menyadari bahwa itu adalah "pilihan yang berbahaya, lapor Associated Press.
"Kami akan membuat mereka menyadari dari menit ke menit betapa berbahayanya pilihan yang mereka buat dan betapa seriusnya krisis keamanan yang akan mereka hadapi karena pilihan mereka yang salah," kata Kim Yong Chol, seorang pejabat senior partai berkuasa yang menangani urusan dengan Korea Selatan.
Melansir Newsweek,Rabu (11/8/2021), Kim Yong Chol menambahkan bahwa Korea Selatan meniup peluangnya untuk "aliansi dengan orang luar, bukan harmoni dengan rekan senegaranya, eskalasi ketegangan, bukan détente, dan konfrontasi, bukan hubungan yang lebih baik."
Pada hari Rabu, Korea Utara mengulangi ancamannya untuk menanggapi latihan militer AS-Korea Selatan yang diklaimnya sebagai latihan invasi.
Sementara Amerika Serikat bersikeras bahwa latihan itu "murni bersifat defensif" untuk menjaga keamanan Korea Selatan.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh media pemerintah pada hari Rabu, Kim Yong Chol mengutuk Korea Selatan karena melanjutkan latihan sekutu.
Dia juga memperingatkan tindakan balasan yang tidak ditentukan yang akan membuat Seoul "sadar dari menit ke menit" bahwa mereka telah memasuki krisis keamanan.
Sehari sebelumnya, Kim Yo Jong, saudara perempuan kuat pemimpin Korea Utara, mengatakan latihan itu adalah "ekspresi paling jelas dari kebijakan bermusuhan AS" terhadap Korea Utara dan mengatakan Utara akan bekerja lebih cepat untuk memperkuat kemampuan serangan pendahuluannya.
Kedua negara sekutu itu belum mengkonfirmasi kapan latihan akan berlangsung atau rincian lainnya.
Tetapi media lokal telah melaporkan pelatihan pendahuluan sedang berlangsung minggu ini untuk menyiapkan latihan simulasi komputer yang lebih besar pada 16-26 Agustus.
Berbicara kepada wartawan di Washington, juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price menekankan bahwa latihan itu "murni bersifat defensif."
"Seperti yang telah lama kami pertahankan, Amerika Serikat tidak memiliki niat bermusuhan terhadap DPRK (Korea Utara)," kata Price.
"Kami mendukung dialog antar-Korea, kami mendukung keterlibatan antar-Korea dan akan terus bekerja dengan mitra (Korea Selatan) kami untuk mencapai tujuan itu."
Pemerintah Korea Selatan dalam sebuah pernyataan meminta Korea Utara untuk menanggapi tawarannya untuk berdialog dan mengatakan "meningkatkan ketegangan militer di Semenanjung Korea tidak akan membantu siapa pun."