Alasannya sederhana, tapi menurut Pak Malkasian, orang Amerika tidak pernah mengerti intinya.
"Kehadiran AS di Afghanistan membuat rakyat negeri ini berani berjuang, mempertahankan cita-cita, agama, dan tanah airnya. Hal itu semakin memicu gerakan Islam Taliban. Sebaliknya, ini semakin membuat tentara pemerintah Afghanistan tidak memiliki keinginan untuk berperang," tambah Malkasian.
Menurut AP, AS telah kehilangan kesempatan untuk menstabilkan situasi di Afghanistan sejak tahun-tahun pertama setelah menggulingkan Taliban.
Pertanyaan yang lebih besar adalah, setelah keberhasilan awal, mengapa Amerika Serikat belum mampu mengakhiri ketidakstabilan di Afghanistan.
Karl Eikenberry, seorang letnan jenderal Angkatan Darat AS, yang mengetahui tentang situasi di Afghanistan, mengatakan AS tidak definitif dalam strategi investasinya untuk membangun kembali negara itu, alih-alih membiarkan pemerintah pro-Amerika menentukan arahnya sendiri.
Alasan lain adalah bahwa AS melancarkan invasi ke Irak pada tahun 2003, menjadikan perang di Afghanistan sebagai target sekunder, memberikan kesempatan bagi Taliban untuk berkumpul.
Source | : | 24h.com.vn |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR