Intisari-Online.com - Fakta Afghanistan jatuh ke tangan Taliban jadi bukti kekuatan kelompok militan tersebut.
Bahkan momen Afghanistan jatuh ke tangan Taliban menjadi momen kebangkitan kelompok itu setelah 20 tahun menghilang.
Karena ibukota Kabul sudah dikuasai Taliban, para pemimpin Afghanistan pun melarikan diri.
Bahkan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani sudah melarikan diri.
Meninggalkan rakyatnya yang panik takut dibunuh oleh Taliban.
Kini pria, wanita, dan anak-anak yang tidak bersalah sedang mencari perlindungan di luar negeri.
Namun terhalang karena tidak ada penerbanga komersial yang beroperasi. Hanya pesawat militer Amerika Serikat (AS) yang ada.
Mereka pun berharap AS dan sekutunya mau membawa mereka keluar negaranya.
Siapa yang mendanai Taliban?
Dilansir dari express.co.uk pada Selasa (17/8/2021), Taliban muncul saat sekelompok pejuang Afghanistan yang didukung oleh CIA melawan Uni Soviet pada 1980-an.
Setelah lima tahun berkuasa antara tahun 1996 dan 2001, pasukan barat menggulingkan pemberontak dan mendirikan pemerintahan mereka sendiri sambil berjuang untuk menjaga kelompok Islam.
Akan tetapi faktanya Taliban sukses menggalang dana untuk semakin menonjol dan berkuasa,
Pejabat dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tidak pernah menetapkan nilai kekayaan bersih yang pasti Taliban.
Tetapi menduga itu bisa mencapai 1,6 miliar Dollar AS (Rp23 triliun).
Intelijen telah berusaha mengidentifikasi beberapa aliran pendapatan potensial mereka.
Sebuah laporan Juni 2021 yang disusun dengan intelijen negara anggota menemukan bahwa kelompok itu bergantung pada perdagangan narkoba, pemerasan, penculikan untuk tebusan, dan produksi opium.
Perdagangan opium adalah salah satu investasi Taliban yang paling menguntungkan, yang memungkinkan mereka mendapatkan keuntungan baik dari biji yang belum diproses maupun heroin.
Antara 2018 dan 2019, para pejabat PBB memperkirakan Taliban menghasilkan 400 juta Dollar AS (Rp5,7 triliun) dari perdagangan tersebut.
Tetapi perkiraan total ini bervariasi antara minimal 40 juta Dollar AS dan maksimum 460 juta Dollar AS.
Afghanistan memasok sebagian besar opium ilegal dunia.
Selama 15 tahun terakhir, AS telah menghabiskan lebih dari 8 miliar Dollar AS sendirian untuk mencoba membasmi bunga opium dan laboratorium dengan serangan udara presisi.
Selain itu, Taliban mendapatkan pendapatannya dari sumber daya alam Afghanistan.
Diketahui Afghanistan memiliki cadangan sumber daya alam yang sangat besar di seluruh wilayahnya, dengan lebih dari 1.400 ladang mineral.
Penambang dapat menemukan batu permata berharga seperti zamrud, garnet dan rubi dan gas alam, minyak bumi, batu bara, tembaga dan deposit emas.
Aliran pendapatan ini bersama-sama memberi Taliban landasan yang kuat untuk semakin berkuasa.
Baik pejabat Afghanistan dan AS menuduh pemerintah daerah mendanai Taliban, setelah lama menduga Pakistan, Iran, dan Rusia telah menawarkan bantuan mereka di beberapa titik.
Kontribusi individu paling banyak berasal dari Pakistan dan negara-negara Teluk seperti Arab Saudi dan UEA, dengan perkiraan pendapatan tahunan sebesar 500 juta Dollar AS.
Siapa yang mempersenjatai Taliban?
Tidak ada negara yang mengaku mempersenjatai pasukan Taliban.
Tetapi mereka tampaknya memiliki persediaan senjata yang cukup besar dan mematikan.
Pada tahun 2018, kepala pasukan AS di Afghanistan Jenderal John Nicholson menuduh Rusia mendukung dan bahkan memasok senjata ke Taliban dalam sebuah wawancara yang memberatkan.
Dia mengklaim senjata Rusia diselundupkan melintasi perbatasan Tajik ke Taliban.
Rusia telah membantah tuduhan tersebut, dengan alasan kurangnya bukti.
Sementara pasukan Amerika Serikat telah menghabiskan miliaran untuk memasok militer Afghanistan dengan alat untuk mengalahkan Taliban.
Tetapi banyak dari alat-alat tersebut kini disita Taliban yang kini telah menguasai Afghanistan.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR