Disebut, pengetahuan lama sedang dibuang untuk jebakan masyarakat modern, di mana semangkuk mie instan di meja keluarga lebih berharga daripada makanan asli atau makanan liar yang telah diandalkan orang Timor selama beberapa generasi.
“Kami memiliki banyak makanan di luar sana tetapi kami telah meninggalkannya.
"Orang bilang mereka tidak punya nasi untuk dimakan, atau jagung untuk direbus. Kerawanan pangan adalah pola pikir dan ada banyak makanan terlantar di luar sana,” kata da Costa.
Menurutnya, orang-orang harus kembali ke cara hidup mereka yang asli dan menjadikan makanan yang selama ini 'disembunyikan' untuk kembali dikonsumsi dengan menghadirkan inovasi.
(*)
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR