Mengutip Channel News Asia, sebuah laporan IPC 2018 oleh mitra nasional dan pemerintah menemukan bahwa hanya seperempat dari populasi negara itu yang aman pangan.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa 36 persen adalah kerawanan pangan kronis, yang didefinisikan oleh ketidakmampuan jangka panjang untuk memenuhi persyaratan konsumsi makanan.
Sekitar 175.000 orang menderita kerawanan pangan dengan tingkat parah.
Kekuatan pendorong di balik kelaparan bangsa bervariasi menurut provinsi. Namun secara umum, penduduk setempat tidak mengakses atau mengonsumsi jenis makanan yang tepat.
Meningkatnya ketergantungan pada makanan impor berkualitas rendah, seperti beras putih bersubsidi dan, terutama, mie instan, dipersalahkan dalam masalah gizi buruk ini.
Perubahan gaya hidup masyarakat Timor Leste yang mulai meninggalkan makanan lokal juga disebut mempengaruhi kondisi ini.
“Saya berpikir, di masa lalu, masalah ini mungkin tidak separah ini. Ada yang berbeda dari diet kami.
"Cara nenek kita menyiapkan makanan jauh berbeda dari sekarang,” kata Filipe da Costa, Penasihat Ketahanan Pangan dan Gizi Perdana Menteri, dikutipo Channel News Asia.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR