Intisari-Online.com - Cyclops atau raksasa bermata satu hidup dalam imajinasi manusia sejak kemunculan Polyphemus di The Odyssey karya Homer yang dipercaya hidup abad ke-7 SM.
Polyphemus merupakan raksasa bermata satu perkasa yang mengancam dan hampir membunuh Odysseus sepulang dari Perang Troya.
Penulis Yunani seperti Hesiod dan Euripedes, serta penulis Latin seperti Virgil dan Pliny, juga menyebutkan makhluk ini.
Mereka menyebut sekelompok raksasa berwajah aneh dengan satu mata besar di tengah dahi mereka.
Tak hanya dari Yunani Kuno, makhluk serupa yang bermata satu juga dikenal dalam eskatologi Islam dan dikenal sebagai Dajjal yang muncul di akhir zaman.
Dajjal dikatakan sebagai sosok jahat, pembawa fitnah (ujian) terbesar dan tidak ada ujian yang terbesar selain itu.
Kemudian para nabi sebelum Nabi Muhammad juga suda menjelaskan tentang Dajjal kepada umatnya.
Hanya saja tidak sedetail penjelasan Muhammad, seperti Dajjal adalah seorang yang pecak (buta) disalah satu matanya.
Berbeda dengan mitologi yang disebutkan di atas, sebenearnya kondisi medis yang cyclopia dapat menjelaskan keadaan ini.
Melansir Forbes.com, penderita cyclopia hanya akan memiliki satu mata yang posisinya di sepanjang garis tengah wajah.
Namun, kondisi medis cyclopia adalah kebalikan dari raksasa yang kuat.
Ini adalah versi holoprosencephaly yang langka, di mana otak depan janin tidak berkembang dengan baik sehingga tak menjadi dua belahan.
Kurangnya pembelahan ini terjadi pada awal perkembangan, sekitar 6 minggu, dan sebagian besar janin yang terkena kondisi ini meninggal sebelum lahir.
Kasus cyclopia pada manusia cukup langka dan meskipun ada tidak pernah bisa 'akrab' dengan kehidupan, yang artinya tak dapat bertahan hidup lama.
Sebagian besar contoh yang diketahui dalam pengobatan modern adalah janin yang keguguran atau lahir dalam keadaan mati yang disimpan di museum medis.
Contoh cyclopia baru-baru ini berasal pada tahun 2011, di mana seorang ibu di India melahirkan seorang anak laki - laki yang hidup hanya 24 jam.
Melansir Kompas.com, kasus serupa juga terjadi di Indonesia pada 2018 silam, warga Kelurahan Kayujati, Kecamatan Panyabungan Kota, Kabupaten Mandailing Natal (Madani), Sumatera Utara, melahirkan anak kelimanya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panyabungan.
Namun orangtua si bayi langsung menutup diri gara-gara bayi perempuannya itu hadir ke dunia dengan kekurangan fisik.
Pasangan suami istri yang bermata pencarian penambang emas ini tak mau memberikan informasi apapun kepada media.
Hal itu lantaran kondisi si bayi yang memprihatinkan.
Ia lahir dengan operasi, tanpa hidung dan bermata satu, tapi organ tubuh lain lengkap.
Menurut keterangan dokter anak yang menangani, bayi tersebut tak punya harapan hidup yang besar da meninggal selang 7 jam setelah lahir.
(*)