Yao Ming memang terlahir dari dua "bibit unggul", yaitu ayah dan ibu yang merupakan pebasket profesional dengan tubuh yang menjulang.
Namun, satu hal yang jarang diketahui adalah bahwa pernikahan keduanya buakn murnia karena urusan cinta, tapi merupakan paksaan dari para pejabat Shanghai.
"Itu bukan program pemuliaan nasional, itu adalah keinginan di antara pejabat Shanghai agar mereka berkumpul," kata Larmer seperti dilansir dari smh.com.au.
"Tapi ketika Yao lahir, semua orang di komunitas olahraga di Shanghai dan secara nasional tahu dia adalah sesuatu yang istimewa."
Bahkan, ketika akhirnya Yao Ming tumbuh luar biasa, mencapai tinggi 165 cm di usia 10 tahun, pasangan tersebut pun enggan mengizinkan anaknya berlatih di kamp basket.
Pernikahan paksa mereka telah membuat mereka merasa trauma dengan arena basket yang justru sempat mereka gemari.
Tapi apa daya, seperti umumnya terjadi di China, pemerintah setempatlah yang memutuskan segala hal dari rakyatnya.
Yao Ming pun akhirnya menjadi seorang atlet yang benar-benar dilatih dan diberi ramuan khusus agar menjadi simbol keberhasilan China di bidang olahraga, khususnya basket.
KOMENTAR