Tiga kali kunjungan ke Vatikan tersebut, Soekarno menerima tiga medali kehormatan tertinggi.
Pada pertemuan pertama 13 Juni 1956 selama 20 menit, Soekarno dihadiahi medali Grand Cross of the Pian Order.
Lalu, sebelum pulang pada pertemuan kedua pada 14 Mei 1959, yang sempat mengejutkan media asing karena iring-iringan sembilan mobil sedannya, Soekarno kembali dihadiahi medali kehormatan.
Dan kunjungan yang ketiga pada 12 Oktober 1964 yang bertemu Paus Paulus VI, Soekarno memperoleh medali kehormatan ketiga, bahkan dibuatkan perangko khusus oleh Vatikan, serta cenderamata lukisan mosaik Castel san Angelo Vatican.
Selain Soekarno, Presiden Indonesia lainnya yang pernah mengunjungi Vatikan adalah Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pada tahun 2000.
Jika Paus Fransiskus jadi datang, maka dia menjadi Paus ketiga yang mengunjungi Indonesia setelah Paus Paulus VI pada tahun 1970 dan Paus St. Yohanes Paulus II pada tahun 1989.
Ketika itu Paus juga mengunjungi Timor Leste, yang masih berada di bawah kekuasaan Indonesia.
Kunjungan kepausan sebelumnya mempromosikan kerukunan antaragama, keadilan sosial, kebebasan beragama, demokrasi, hak asasi manusia dan pengembangan pluralisme agama dan budaya di Indonesia.
Sementara kunjungan Paus Fransiskus sekarang lebih dibutuhkan untuk meningkatkan keyakinan pada nilai-nilai seperti itu dan mendorong kembali gelombang ekstremisme dan ancaman teroris yang dihadapi Indonesia dan bagian dunia lainnya.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR