Intisari-Online.com -Foto-foto dan video Paus Fransiskus mencuci dan menciumi kaki para imigran di Kamis Putih menjelang Hari Paskah kemarin telah menjadi pembicaraan khalayak luas, termasuk warga internet. Mereka menyebut aksi Paus ini sebagai jawaban terhadap teror-atas-nama-agama yang baru-baru ini kembali terjadi Brussels, Belgia.
Mereka yang beruntung adalah para imigran yang berada di rumah penampungan di Castelnuovo di Porto, tak jauh dari Roma, Italia. Mereka tak hanya beragama Katolik, tapi juga Islam, Hindu, juga Kristen Koptik.
“Kami (memang) memiliki agama dan budaya yang berbeda, tapi kami adalah saudara dan kami ingin hidup dengan damai,” ujar Paus dalah khotbahnya pada Kamis Putih.
Apa yang dilakukan oleh Paus tentu membuat para imigran itu menangis terharu. Apalagi ketika Puas mulai berlutut di hadapan mereka, menuangkan air suci dari kendi berwarna kuning, lalu membasuh kaki-kaki mereka dengan hikmat. Kedatangan Paus ke tempat penampungan itu sendiri juga mendapat sambutan meriah dari para pengungsi.
Paus Fransiskus tak sekali melakukan aksi yang “tak lazim” dilakukan Paus-Paus sebelumnya, termasuk dalam ritual pembasuhan kaki. Aturan lama di Vatikan menyerukan bahwa ritual pembasuhan kaki hanya diperuntukkan untuk laki-laki. Umumnya berjumlah 12 laki-laki Katolik sebagai simbol 12 murid Yesus.
Tapi berbeda dengan ritual pembasuhan kaki di tempat pengungsian ini. Terhitung ada empat perempuan dan delapan laki-laki mengambil bagian dalam ritual ini. Lebih dari itu, mereka berasal dari agama-agama yang berbeda, yang kerap-kerap dibenturkan oleh satu atau dua golongan yang ingin memperoleh kekuasaan.
“Semua dari kita bersama-sama: Muslim, Hindu, Katolik, Kristen Koptik, Evangelis. Kita semua adalah anak-anak dari Tuhan yang sama,” kata Paus. “Kami ingin hidup damai, dan terintegrasi.”(Mashable)