Intisari-Online.com -Shi Zhengli merupakan seorang peneliti terkenal di laboratorium Wuhan, China.
Dia mendapatkan julukan sebagai "perempuan kelelawar".
Hal itu karena dedikasinya meneliti virus pada hewan itu selama 16 tahun terakhir.
Shi Zhengli menjadi salah satu ilmuwan ternama yang menemukan puluhan jenis virus corona di dalam goa kelelawar.
Namanya dikenal karena menjadi sosok pertama yang membongkar genome SARS-Cov-2, ketika pertama terdeteksi di Desember 2019.
Awal tahun ini, Shi membantah dengan keras klaim bahwa corona bocor dari tempat kerjanya di Wuhan.
"Lab saya tidak pernah melakukan penelitian gain-of-function yang bisa meningkatkan kapasitas virus," tegasnya kepada New York Times.
Shi menekankan klaim yang menyebutkan labnya menyimpan rahasia penyebaran Covid-19 adalah spekulasi yang berakar pada ketidakpercayaan total.
"Ini sudah bukan ranah sains lagi. Saya tidak takut apa pun karena saya tidak melakukan kesalahan," ujar dia tegas.
Dia juga menyanggah kabar tiga peneliti di tempatnya memeriksakan diri ke rumah sakit pada November 2019, dengan gejala mirip corona.
Sementara itu, Shi juga memeringatkan dunia bisa kembali dihantam varian Covid-19 yang lebih mematikan dalam wawancara terbaru.
Kepada media China People's Daily, Shi Zhengli mengatakan, "Karena jumlah kasus infeksi terlalu besar, memungkinkan corona untuk bermutasi."
"Varian baru akan terus bermunculan," lanjut Shi sebagaimana diberitakan Daily Mirror pada Kamis (5/8/2021).
Pernyataan Shi itu muncul setelah beredar klaim varian terbaru akan membunuh lebih dari sepertiga yang terpapar.
Dokumen yang dipublikasikan Scientific Advisory Group for Emergencies (SAGE) menyatakan, galur virus corona di masa depan bisa seperti MERS.
Panel yang menjadi penasihat di kala pandemi itu mengatakan, mutasi tersebut dimungkinkan jika virusnya beredar luas.