Advertorial
Intisari-online.com -Menjadi bintang atlet untuk bisa berkompetisi di tingkat elit adalah perjuangan uang.
Terkecuali bintang Olimpiade dengan bayaran mahal seperti Naomi Osaka ataupun Kevin Durant, atlet-atlet harus membayar biaya peralatan, biaya pelatih, biaya latihan, biaya perawatan dan lainnya.
Atlet harus mencari uang lewat sponsor dan dana hibah.
Namun demi 339 set medali yang akan diberikan di Olimpiade Tokyo 2020, banyak negara yang jor-joran membayar atlet mereka.
Forbes mencatat AS memberikan bayaran USD 37500 (Rp 541 juta) untuk masing-masing medali emas yang didapat para atlet di Tokyo, serta USD 22500 (Rp 325 juta) untuk medali perak dan USD 15000 (Rp 217 juta) untuk perunggu, di luar dana bantuan seperti asuransi kesehatan.
Negara tuan rumah yaitu Jepang, membayar dengan angka serupa, bonus medali mencapai USD 45000 untuk emas ( Rp 650 juta), USD 18000 untuk perak (Rp 260 juta), dan USD 9000 untuk perunggu (Rp 130 juta), kecuali untuk tim bisbol tim Jepang dilaporkan akan mendapatkan ekstra Rp 650 juta jika bisa memenangkan turnamen.
Tidak semua negara menawarkan hadiah untuk perolehan podium.
Inggris, Selandia Baru, Norwegia dan Swedia tidak memberikan bayaran lebih untuk medali, serta negara-negara kecil seperti Saint Kitts dan Nevis, Tonga atau Virgin Islands AS.
Namun masih ada 5 negara yang bayarkan uang dengan jumlah besar untuk para peraih medali emas, salah satunya Indonesia.
Kazakhstan (USD 250.000 atau Rp 3,6 M)
Pemerintah Kazakhstan umumkan bulan ini jika pemenang medali emas akan menerima USD 250.000, medali perak USD 150.000 (Rp 2,1 M) dan medali perunggu USD 75.000 (Rp 1 M).
Bangladesh (USD 300.000 atau Rp 4,3 M)
Bangladesh belum pernah memenangkan medali emas, oleh sebab itu mereka menjanjikan uang besar untuk atlet mereka yang bisa membawa pulang medali emas.
USD 300.000 ditawarkan untuk pembawa medali emas, kemudian USD 150.000 (Rp 2,1 M) untuk perak dan USD 100.000 (Rp 1,4 M).
Hanya satu dari 6 delegasi mereka yang punya kesempatan dapat uang ini: pelari 400 meter Muhammad Jahir Rayhan.
Indonesia (Rp 5 M)
Indonesia membayar Rp 5 M kepada pemegang medali emas tahun 2016: tim ganda campuran badminton Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir, dan pemerintah mengatakan sebelumnya hadiah untuk Tokyo 2020 akan sama besarnya.
Pemenang Olimpiade juga akan menerima bantuan sebanyak USD 1400 sebulan seumur hidup (Rp 20 juta).
Sejauh ini delegasi yang sudah mengamankan hadiahnya adalah Eko Yuli Irawan, yang mendapatkan perak dalam angkat besi pria 61 kg.
Taiwan (USD 716.000 atau Rp 10 M)
Taiwan yang di Olimpiade dikenal sebagai Chinese Taipei sudah mengamankan satu gaji besar tahun ini untuk atlet angkat besi Kuo Hsing-chun, atlet angkat besi wanita untuk 59 kg.
Hadiah sebenarnya mengalir di bawah podium, karena atlet Olimpiade yang finis di tempat ketujuh atau kedelapan bisa mengklaim USD 32.000, setara dengan hadiah untuk pemenang medali emas AS.
Singapura (USD 738.000 atau Rp 10,6 M)
Bayaran tertinggi adalah dari Singapura yang memberikan 1 juta Dolar Singapura untuk pemenang medali emas, serta hadiah 500.000 Dolar Singapura untuk medali perak dan 250.000 Dolar Singapura untuk medali perunggu.
Sayangnya atlet individu mereka tidak ada yang masuk ke sesi final cabang olahraga apapun, tapi tim tenis meja Singapura masih memiliki kesempatan.