Intisari-online.com -Perhelatan olahraga terbesar di dunia, Olimpiade, sedang dilaksanakan di Jepang saat ini.
Olimpiade menjadi ajang para atlet berkompetisi menunjukkan siapa yang terbaik, dengan tiga atlet terbaik akan mendapatkan medali emas, perak dan perunggu.
Tidak semua olahraga ditampilkan di Olimpiade, untuk Olimpiade Tokyo 2020 kali ini menyajikan olahraga untuk musim panas.
Salah satunya adalah olahraga menunggang kuda.
Olahraga ini cukup menarik karena menampilkan kuda-kuda gagah nan cantik dalam ajang Olimpiade.
Namun alih-alih para kuda disuruh berlari cepat, ternyata para kuda ini ditunggangi manusia.
Ajang kompetisi kemudian mencakup tentang bagaimana mereka menunggangi kuda tersebut.
Sekilas sepele dan sedikit antiklimaks, tapi ternyata olahraga menunggang kuda menghabiskan banyak biaya.
Mengutip Distractify, olahraga menunggang kuda berasal dari Inggris, dengan jenis pelana yang dipakai.
Pelana ini beda dengan pelana berkuda biasa, yaitu tidak memiliki tanduk.
Jenis berkuda lain yaitu dari Amerika Serikat belum masuk ke Olimpiade.
Berkuda Inggris memiliki tiga disiplin, yaitu show jumping, dressage, dan eventing.
Dressage jenis klasik tidak diragukan lagi adalah disiplin olahraga menunggang kuda paling artistik.
Olahraga ini dinilai dari kemampuan kuda dan penunggangnya dalam serangkaian gerakan ingatan.
Tujuannya adalah menunjukkan pergerakan yang diingat kuda dengan penunggang memberikan arahan paling sedikit.
Menonton dressage bagaikan melihat kuda bergerak menurut dia sendiri dan "berdansa" dengan musik.
Baca Juga: Demi Hadiri Pemakaman Kuda, Ratusan Warga India Desak-desakan Saat Negaranya Krisis Covid-19
Dressage sendiri berasal dari kata Perancis yang artinya "melatih".
Lantas, berapa biaya dari olahraga penuh keindahan ini?
Tahun 2012, radio publik New Hampshire, Dan Gorenstein, menghitung biaya dressage.
Dressage memang disiplin berkuda yang paling mahal.
Pertama, biaya kuda berkisar antara USD 60 ribu sampai 100 ribu (Rp 900 juta - Rp 1 M).
Kemudian pakaian resmi dressage termasuk antara lain celana, jaket dan helm.
Dressage harus mengenakan pakaian tertentu karena merupakan olahraga berkuda yang paling formal.
Biaya pakaian ini sendiri di tahun 2012 mencapai USD 12.000, belum termasuk sepatu bot, yang berkisar USD 1.000 sehingga totalnya USD 13.000 ( Rp 187 juta).
Kemudian biaya pengiriman kuda dalam penerbangan luar negeri bisa mencapai USD 30.000 per kuda (Rp 433 juta).
Total biaya dressage di Olimpiade bisa mencapai USD 102.000-142.000, atau Rp 1,4 - 2 M.
Biaya itu bahkan setara dengan gaji Komisaris Telkom 2021, Abdi Negara Nurdin atau Abdee Slank.
Laporan keuangan Telkom Indonesia tahun 2020 menunjukkan komisaris Independen mendapatkan gaji sampai Rp 1,4 M per tahun.
Ternyata walau olahraganya tampak hanya bersolek, dressage bisa memakan biaya cukup banyak.
Namun meskipun mahal, dressage menjadi penghargaan atlet yang menghabiskan waktu melatih kuda-kuda paling terawat di dunia.
Olahraga berkuda di Olimpiade muncul pertama kali pada Olimpiade Musim Panas tahun 1900 di Paris, Perancis, tapi hilang tahun 1912.
Namun sejak itu selalu muncul di setiap Olimpiade Musim Panas.
Kuda yang berpartisipasi dalam pertandingan ini dianggap sebagai atlet sebagaimana para penunggangnya.