Intisari-online.com - Covid-19 telah memukul semua sektor, seperti kesehatan, ekonomi, dll.
Namun, situasi ini belum bisa diabaikan sepenuhnya karena penyebaran Covid-19 yang tinggi menyebabkan beberapa negara kesulitan mengendalikannya.
Seperti Indonesia misalnya, lonjakan kasus Covid-19 yang tinggi menyebabkan pemerintah melakukan lockdown atau dikenal dengan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Pembatasan ini telah berlaku selama hampir sebulan penuh, sejak 3 Juli hingga 2 Agustus nanti.
Namun, ada beberapa negara yang nekat membuka kembali negaranya dan hidup berdampingan dengan Covid-19.
Salah satu negara yang nekat membebaskan rakyatnya dan memilih hidup berdampingan dengan virus corona ini adalah Inggris.
Departemen Kesehatan Inggris baru saja merilis data yang menunjukkan bahwa tingkat infeksi Covid-19 turun di semua usia di negara ini.
Dengan penurunan tercepat pada kelompok tersebut di usia 20-an, menurut Daily Mirror.
Data resmi menunjukkan bahwa jumlah kasus Covid-19 turun paling cepat di antara orang dewasa berusia 20-an minggu lalu, turun 15% pada 22 Juli dari hari sebelumnya.
Pada kelompok orang dewasa yang lebih tua, tingkat infeksi turun lebih lambat, dengan orang-orang berusia 80-an turun hanya 1%.
Angka-angka ini didasarkan pada tingkat infeksi 7 hari alternatif di seluruh kelompok umur.
Di Inggris, orang dewasa berusia 20-24 memiliki tingkat infeksi tertinggi, 947 kasus per 100.000 orang.
Diikuti oleh kelompok berusia 25-29 tahun dan kelompok berusia 30-34 tahun, dengan tingkat infeksi masing-masing 923. 100.000 orang dan 842 kasus/100.000 orang.
Menurut statistik pemerintah Inggris, jumlah kasus baru Covid-19 telah menurun selama 7 hari berturut-turut di negara itu sejak "Hari Kebebasan" 19 Juli.
Hari dimana pemerintah Inggris membebaskan kembali rakyatnya dan hidup berdampingan dengan Covid-19.
Tetapi statistik itu mencatatkan tetap pada level tertinggi sejak Januari tahun ini.
Berbicara tentang data baru dari Departemen Kesehatan Inggris, Dr Jonathan Stoye ahli virus di Francis Crick Institute (UK) mengatakan bahwa penurunan jumlah kasus Covid-19 di semua kelompok umur adalah hal yang sangat baik.
Namun, Stoye menekankan, "Penting untuk menunggu hingga 30 Juli ketika kami menerima hasil tindak lanjut dari studi pengawasan Covid-19 terbesar di Inggris.
Jika ini sesuai dengan angka Kementerian Kesehatan, kita tampaknya berada dalam kondisi anti-epidemi yang baik, kecuali, 'Hari Kebebasan' justru membalikkan segalanya."
Data dari Kantor Statistik Nasional Inggris menunjukkan bahwa hampir 92% orang dewasa memiliki antibodi terhadap virus SARS-CoV-2, setara dengan 73% populasi Inggris.
University of London (UK) memperkirakan bahwa setidaknya 87% dari populasi Inggris memiliki antibodi bagi negara untuk mencapai kekebalan kelompok.
Dr David Matthews, seorang ahli virus dan ahli virus corona di University of Bristol (Inggris), mengatakan kepada Telegraph, "Dalam hal kekebalan kelompok, saya pikir Inggris sangat dekat dengan ini. Saya pikir itu saja."
"Kita tidak akan melihat wabah besar atau sejumlah besar kematian akibat Covid-19 musim dingin ini," tambahnya.
Pada awal Juli, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyatakan, "Rakyat Inggris harus belajar hidup dengan Covid-19".
"Saya ingin tekankan bahwa pandemi Covid-19 masih jauh dari selesai," kata Perdana Menteri Inggris pada awal Juli.
Saat ini, menurut Our World in Data, Inggris telah menyelesaikan vaksinasi penuh (2 suntikan) untuk lebih dari 31 juta orang, setara dengan 56% dari populasi negara itu.