Koko menyarankan agar pasien Covid-19 dipantau apakah darahnya potensial mengalami penggumpalan atau tidak.
Jika penggumpalan darah terjadi, maka risiko penyakit kardiovaskuler seperti serangan stroke dan serangan jantung pun meningkat.
“Ketika seseorang mengalami pengentalan darah yang tidak diantisipasi, bisa disusul dengan penggumpalan darah yang membentuk thrombus atau emboli,” jelas dr. Koko.
Pembekuan darah dan Covid-19
Menurut Koko, penerapan pola hidup sehat sangat berperan dalam hal ini, termasuk mengadopsi pola makan bergizi dan seimbang, olahraga rutin, dan tidak merokok.
“Pada pasien yang dirawat dan ditemukan angka D-dimer tinggi, dokter akan melakukan evaluasi berkala dan juga memberikan obat untuk mengatasi kondisi hiperkoagulabilitas,” ujarnya.
Melansir Medical News Today, meskipun belum diketahui secara pasti bagaimana virus SARS-CoV-2 menyebabkan kematian, laporan klinis menunjukkan bahwa orang dengan Covid-19 parah mengembangkan pnemonia, sindrom gangguan pernapasan akut dan kegagalan banyak organ.
Usia dan kondisi media yang mendasari, menjadi faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena Covid-19 parah.
Dalam jurnal Radiology, para ahli menyoroti sebagian besar dari penderita Covid-19 parah menunjukkan tanda-tanda pembekuan darah yang dapat menimbulkan komplikasi yang mengancam nyawa.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR