Salah satunya pemberontakan yang dilakukan oleh Hong Xiuquan yang dikenal dengan Pemberontakan Taiping pada tahun 1850.
Memang Pemberontakan Taiping berhasil ditumpas. Akan tetapi muncul pemberontakan-pemberontakan lain. Seperti dari wilayah Xinjiang.
Pusing dengan segala pemberontakan itu, Dinasti Qing masih harus melawan dengan Inggris dan Prancis dalam Perang Opium Kedua pada 1856.
Dan lagi, Dinasti Qing kembali menelan kekalahan dan harus kehilangan Semenanjung Kawloon dan Pulau Stonecuttler.
Pada tahun 1885, Dinasti Qing juga kalah dari Prancis dan harus mengakui klaim wilayah Tankin (Vietnam Utara) dan Annam melalui Perjanjian Tientsin.
Saingan China pada saat itu tidak hanya Eropa. Tapi juga negara-negara Asia. Salah satunya Jepang.
Perang antara China dan Jepang meletus pada 1894. Dan Jepang keluar sebagai pemenang perang.
Hingga negeri Matahari Terbit mendapatkan wilayah Taiwan, Semenanjung Liandong, dan Penghu lewat Perjanjian Shimonoseki (1895).
Kekaisaran Jepang juga sempat kembali menguasai China pada era Republik.
Dilansir dari thediplomat.com pada Selasa (20/7/2021), periode ini ditandai dengan pandemi, kelaparan, korupsi, pembunuhan massal, dan kecanduan narkoba yang meluas.
Tahun-tahun terakhir periode ini juga merupakan tahun-tahun tergelapnya, dengan pendudukan Jepang di China selama Perang Dunia 2.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR