Intisari-online.com - Lompatan teknologi militer China telah berkembang sedemikian pesat hingga mencapai titik seperti sekarang ini.
Kini negeri tirai bambu itu telah menjelma menjadi kekuatan terbesar kedua di dunia di bawah Amerika Serikat.
China telah mengatasi tantangan teknologi pertahanan untuk menjadi penyeimbang Amerika serikat dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, militer China masih menghadapi beberapa masalah, terutama dalam inovasi dan korupsi, khsusunya di Industri pertahanan.
Penelitian baru yang didanai oleh pemerintah AS, diterbitkan oleh RAND Corporation pada 14 Juli.
Mengidentifikasi China sebagai "ancaman nyata" bagi AS dalam hal kemampuannya untuk berinvestasi dalam teknologi militer, menurut SCMP.
RAND Corporation menemukan bahwa sebagian besar kemajuan China hingga saat ini adalah hasil dari akuisisi kekayaan intelektual ilegal, akuisisi, atau usaha patungan dengan perusahaan asing.
RAND Corporation adalah organisasi penelitian militer dan keamanan yang berbasis di California yang menerima 80% pendanaannya dari agen federal AS.
Laporan baru dirilis pada 14 Juli, didanai oleh militer AS.
Laporan itu muncul saat Pentagon sedang meninjau kebijakannya dengan China.
Pemerintahan Presiden AS Joe Bidendiketahuisedang meningkatkan upaya untuk mencegah teknologi Amerika melayani pengembangan militer China.
Menekankan ketidakmampuan China untuk berinovasi teknologi militer sendiri, RAND Corporation menunjukkan tiga kelemahan utama dalam hal teknologi militer China.
Itu adalah semikonduktor kelas atas, kapal selam siluman, dan mesin pesawat.
Karena ketergantungan pada teknologi asing, sistem senjata China selalu beberapa tahun lebih rendah dari AS.
Seperti pesawat tempur siluman J-20 sangat mirip dengan pesawat tempur F-22 AS.
Pada 2016, AS memenjarakan warga negara China karena mengumpulkan rahasia militer terkait proyek pesawat tempur siluman F-22 dan F-35, serta pesawat angkut militer C-17.
Sementara itu, China selalu membantah tuduhan pencurian kekayaan intelektual.
Kedutaan Besar China di Washington belum mengomentari laporan RAND Group yang baru.
Mesin berperforma tinggi pada jet tempur adalah kendala terbesar bagi militer China saat ini.
China harus mengimpor mesin Rusia yang kuat dalam jumlah terbatas agar sesuai dengan pesawat tempur J-20.
Pesawat tempur J-20 yang dilengkapi dengan mesin WS-10 domestik memiliki daya, daya tahan, dan keandalan yang lebih rendah daripada mesin Rusia, yang secara signifikan memengaruhi kemampuan tempur.
"Pengembangan mesin domestik baru yang sukses dan produksi massal akan menjadi lompatan maju bagi industri pertahanan China," kata laporan RAND.
Dalam laporan tersebut, RAND Corporation juga membahas masalah korupsi dan kurangnya pengawasan terhadap kontraktor militer milik negara China.
Pada 2019, seorang penasihat pertahanan terkenal Tiongkok pernah mengakui bahwa militer negara itu belum mampu membasmi korupsi untuk menjadi kekuatan tempur modern.
Pada bulan Januari, kepala program kapal induk China ditempatkan di bawah penyelidikan disipliner atas kecurigaan menerima suap.
Dia dikeluarkan dari partai oleh China, kata laporan itu.