Untuk Indonesia, lembaga tersebut menggunakan sistem survei, bukan data HBS. Pasalnya, bila tidak menggunakan survei, sering kali data kekayaan yang muncul malah jauh lebih rendah.
Selain itu, lembaga tersebut juga membuat tiruan untuk menangkap data per wilayah.
Angka ini kontras dengan kondisi Indonesia sekarang, yang disebut-sebut turun kelas.
Melansir Kompas.com dari Bank Dunia, Indonesia yang sempat bertengger di posisi negara berpendapatan menengah atas (upper middle income country) turun bebas ke negara berpendapatan menengah bawah (lower middle income country).
Data itu didapat Bank Dunia pada 1 Juli lalu, didasarkan pada penurunan pendapatan nasional bruto (GNI) per kapita tahun 2020.
Awalnya di tahun 2019, pendapatan per kapita Indonesia mencapai 4.050 Dolar AS.
Kemudian tahun 2020 kemarin pendapatan anjlok hanya 3.870 Dolar AS.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebut penurunan pendapatan per kapita Indonesia ini dampak dari pandemi Covid-19.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR